Minut, BeritaManado.com – Petani kelapa Sulawesi Utara (Sulut) diharapkan jangan memotong kelapa melainkan melakukan peremajaan.
Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, Mindo Sianipar dalam kunjungan ke Minut, Senin (23/11/2020) memberi harapan bagi petani kelapa Minut dengan memfasilitasi pengusaha arang tempurung bertemu dengan para petani.
Hal itu disampaikan Mindo saat bertemu dengan gabungan kelompok tani Minut yang dikoordinir Ketua Perhimpunan Petani Kelapa Indonesia (Perpekindo) Sulut Arly Dondokambey.
“Di Bitung ada satu perusahaan yang butuh arang batok kelapa 30 ribu ton per bulan. Sulut bisa suplay berapa? Beberapa waktu lalu sudah saya fasilitasi pertemuan petani dan perusahaan di kantor DPRD Provinsi. Saya kasi nomor WA saya dan nomor perusahaan, tapi responnya sangat sedikit. Tapi besok (Selasa, 24/11/2020) saya minta (perusahaan, red) datang lagi karena sudah ada beberapa (petani, red) mau bertemu,” ujar Mindo.
Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengatakan, pada tahun 1977 saat berstatus sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (ITB) ia mengkoordinasikan mahasiswa ITB memanfaatkan kelapa dan turunannya.
“Industri kelapa sangat banyak, penghasilannya sangat luar biasa. Petani kelapa harus memanfaatkan batok jadi kelapa teknologi sederhananya bagaimana, bagaimana air menjadi nata de coco yang kaya serat dan sehat. Kalau itu dilakukan, pendapatan petani kelapa banyak,” ujar Mindo.
Ia berharap masyarakat untuk mengubah pola pikir tentang bisnis kelapa.
“Jadi pendapatan kelapa, jangan dibilang harga kopra turun, seolah-olah pendapatan petani kelapa hanya dari kopra, padahal kopra hanya salah satunya. Saya juga lihat, kelapa di Sulut sudah waktunya diremajakan, kita minta pemerintah membantu rakyat meremajakan kelapa,” pesannya.
Selain membahas kelapa, Mindo Sianipar juga berdiskusi tentang bisnis serta produksi tanaman jagung.
“Saya minta petani, agar supaya tanaman jagung terintegrasi dengan usaha lain, contoh tanam jagung jual telur ayam kampung, tanam jagung sapi, jual babi. Bukan langsung tanam jagung jual jagung. Masih ada added value (nilai tambah, red) di desa,” pungkasnya.
Kehadiran Mindo dan upayanya dalam memfasilitasi petani kelapa Minut dengan pengusaha arang tempurung sering pembangunan pabrik nata decoco disambut positif para petani Minut.
Ketua Perhimpunan Petani Kelapa Indonesia (Perpekindo) Sulut Arly Dondokambey mengatakan, hadirnya perusahaan yang akan membeli arang tempurung petani dengan harga baik, memberi harapan besar bagi masyarakat.
“Nantinya perusahaan akan memberikan alat untuk mengetes kadar air pada arang serta mengedukasi petani supaya tidak ada permainan antara pengusaha dan pembuat arang tempurung. Sehingga kalau sudah diukur kadar airnya sekian, tidak ada lagi perubahan karena sejauh ini permainannya disitu (tingkat curang, red),” kata Arly.
Menurut Arly, hadirnya pabrik-pabrik yang memberi harga bagus untuk produksi kelapa, menjadi keuntungan bagi petani untuk merasakan keuntungan.
“Siap-siap petani sulut untuk menikmati apa yang kita rindukan selama ini. Jika pabrik-pabrik itu sudah ada, maka harga akan semakin baik. Kami berharap pemerintah semakin perhatian lagi kepada petani kelapa. Betul-betul didata berapa luas lahan kelapa, berapa kelapa yang sudah tidak produktif lagi. Benar-benar dilakukan peremajaan dan sehat memberikan benih-benih berkualitas,” kata Arly.
Pengusaha sukses bidang pertanian itu mencontohkan salah satu benih kepala yang baik adalah kelapa genja.
Bibit kelapa genja tengah booming di Indonesia karena keunggulannya yang sudah berbuah di usia tiga tahun.
Pohon kelapa genja hanya setinggi satu meter dari tanah sehingga mengurangi biaya pemanjat kelapa.
Diskusi tersebut turut dihadiri sejumlah Gabungan Kelompok Tadi (Gapoktan) diantaranya Kelompok Tani Anugerah, Gunung Klabat, dan Hortimix.
(Finda Muhtar)