
Airmadidi-Ada yang aneh dengan sejumlah bantuan perikanan oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan yang dibagikan Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Minahasa Utara (Minut).
Pasalnya, meski Kecamatan Airmadidi bukan wilayan pantai, namun disinyalir pada tahun 2014, ada bantuan yang masuk ke Airmadidi untuk kelompok nelayan.
Lebih parah lagi, bantuan Pump Boat berkapasitas 15 PK rekomendasi DKP Minut kepada kelompok nelayan di Airmadidi, diduga justru disewakan kepada kelompok nelayan yang ada di Desa Kema, Kecamatan Kema, Minut, yang notabene wilayah pesisir.
Hal ini kemudian menjadi sorotan nelayan-nelayan di wilayah pesisir Kecamatan Wori.
“Bantuan ini diserahkan kepada kelompok nelayan dadakan yang bukan tergabung orang-orang nelayan, sehingga kesejahteraan nelayan sungguhan jauh dari harapan, akibat salah sasaran. Contohnya, bantuan Pumb Boat dengan anggaran hampir mencapai Rp50 juta justru diberikan ke Airmadidi yang bukan daerah pantai. Airmadidi lebih cocok diberikan bantuan bibit ikan air tawar,” ujar Yosefin Nelwan, salah satu nelayan di Kecamatan Wori, baru-baru ini.
Terpisah, Delvy Laloan salah satu penyuluh perikanan yang giat membimbing dan mengawal kelompok nelayan di Minut tak menampik hal ini.
Dia berpendapat bahwa melalui berbagai paket batuan perikanan yang diberikan dari tahun ke tahun kepada kelompok nelayan bertujuan meningkatkan tarap hidup masyarakat pesisir agar bisa terhindar dari garis kemiskinan.
“Sayangnya penyaluran paket bantuan perikanan justru diberikan kepada mereka-mereka yang bukan nelayan, tetapi membentuk kelompok nelayan dengan harapan mendapatkan bantuan. Ini yang terjadi di Minut. Kami sudah lama menyoroti hal ini, namun diabaikan,” ungkap Laloan.
Hingga berita ini diturunkan, Kadis Perikanan dan Kelautan Minut, Arrie Kambong belum memberikan penjelasan.(findamuhtar)