Airmadidi-Target Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Minut) untuk membuka 300 hektar (Ha) lahan pertanian baik untuk padi dan jagung, sepertinya tidak dapat tercapai tahun ini.
Pasalnya, hingga memasuki triwulan keempat, baru 50 ha lahan yang digarap.
Kondisi ini menjadi tanda awas, terkait alat dan mesin pertanian (Alsintan) bantuan Kementerian Pertanian yang terancam bisa ditarik kembali oleh pusat.
Pasalnya, pada kunjungan Agustus 2016 lalu, Mentan Andi Amran meminjamkan Alsintan untuk Minut dengan syarat bisa mengelolah 300 ha lahan pertanian.
“Syaratnya, kalau dalam satu tahun tidak capai, alat-alatnya saya bisa tarik lagi dan pinjamkan ke daerah lain,” ujar Andi saat itu.
Belum capainya target 300 ha lahan, dibenarkan Kepala Dinas Pertania Jan Sinaulan.
“Target pencetakan sawah dan penanaman sebanyak 300 hektar untuk tahun ini dan baru ada 50 hektar yang dibersihkan termasuk 10 hektar yang sudah diairi dan ditanami,” jelas Jan Sinaulan kepada wartawan, belum lama ini.
Dikatakan Sinaulan, dalam pelaksanaan program pencetakan sawah baru ini, Pemkab Minut hanya sebatas menyediakan lahan, bibit dan pupuk, sementara TNI sendiri menyediakan alat untuk membuka lahan.
“Adapun lahan yang sudah ditanam itu tersebar di Kecamatan Kalawat, Kauditan dan Likupang Selatan,” kata Sinaulan.
Namun demikian dirinya pesimis jika target penanaman 300 hektar tersebut akan terwujud hingga akhir tahun ini.
Untuk itu Sinaulan mengharapkan kepada pihak TNI terlebih Korem 131 Santiago dan Kodim 1310 agar memperhatikan waktu serta penambahan alat cetak sawah.
Jika tidak, target 300 hetar untuk tahun ini tidak akan tercapai.
“Saya memang pesimis jika penanaman padi itu bisa capai target, mengingat waktu yang semakin mepet. Hanya saja Korem harus memperhatikan waktu yang semakin dekat di penghujung tahun serta menambah alat berat untuk mencetak sawah. Kami sudah menyurat ke Korem untuk mengingatkan hal tersebut, agar bisa memperhatikan program ini karena waktunya semakin dekat akhir tahun,” harap Sinaulan.
Sementara itu Dandim 1310 Bitung Letkol Inf Deden Hendayana SSos saat dikonfirmasi tak menampik akan keterlambatan ini.
Menurut Hendayana hal itu dikarenakan ada penundaan selama 3 bulan.
“Benar ada sedikit hambatan dikarenakan ada penundaan pekerjaan selama 3 bulan,” jelas Hendayana.(findamuhtar)