Manado, BeritaManado.com — Indonesia makin menarik minat para investor Amerika Serikat untuk mengembangkan pembangunan pusat data dan jaringan kabel serat optik dengan mengharapkan dukungan pemerintah.
Dilansir dari Suara.com jaringan BeritaManado.com menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengundang investor dari Amerika Serikat untuk mengeksplorasi peluang investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam, Kepulauan Riau, khususnya di sektor pusat data yang didukung oleh energi terbarukan.
Dalam pertemuan Tingkat Menteri Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) di Singapura, Rabu, Airlangga menekankan pentingnya partisipasi AS dalam pengembangan infrastruktur digital Indonesia.
Menurut Airlangga, Indonesia telah menyiapkan KEK Batam untuk menjadi hub pusat data dengan dukungan grid energi terbarukan.
“Kami mengharapkan Amerika Serikat bisa mendukung pembangunan pusat data dan jaringan kabel serat optik yang tengah berlangsung di Indonesia,” ujar Airlangga.
US Secretary of Commerce Gina Raimondo menunjukkan dukungannya dan menyatakan bahwa investasi tersebut akan difasilitasi melalui skema IPEF.
Raimondo juga menyebutkan bahwa banyak perusahaan AS berminat mengembangkan pusat data di Indonesia dan mengharapkan dukungan dari pemerintah Indonesia dalam hal perizinan bisnis.
Raimondo menggarisbawahi peran penting Indonesia dalam IPEF dan menyatakan telah mengajak 23 investor dari AS untuk menghadiri Clean Economy Investor Forum sebagai bagian dari pertemuan IPEF.
Para investor AS menyatakan harapannya untuk segera bisa berinvestasi di negara-negara mitra IPEF, termasuk Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga memaparkan peluang investasi di sektor energi baru dan terbarukan seperti carbon capture and storage, solar panel, dan geothermal.
“Kami akan mengusulkan 19 proyek infrastruktur di sektor energi dan menantikan investasi dari Amerika Serikat,” kata Airlangga.
Sebagai negara yang berpotensi menerima dana International Technology Security and Innovation (ITSI) Fund, Indonesia berharap AS dapat mendorong perusahaan semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) untuk membangun industri di Indonesia.
Selain itu, Indonesia berharap dukungan AS dalam investasi semikonduktor, yang saat ini sedang ditinjau oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Untuk mempercepat transisi energi, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia siap memenuhi standar internasional di bidang tenaga kerja dan lingkungan.
Pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan AS untuk menyelesaikan Perjanjian Mineral Kritis guna mencapai tujuan bersama dalam transisi energi yang lebih cepat dan berkelanjutan.
Indonesia juga terbuka untuk investasi dalam Small Modular Reactor (SMR).
Menanggapi hal tersebut, pihak AS menyatakan akan mendukung permintaan dari Indonesia dan melanjutkan pembicaraan mengenai proyek transisi energi.
Pemerintah AS berharap proses ratifikasi IPEF berjalan sesuai jadwal dan target yang diharapkan.
“Kami berharap kerja sama ini dapat mendorong pertumbuhan industri berteknologi tinggi di Indonesia, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global,” tutup Airlangga.
(Erdysep Dirangga)