Manado – Festival Seni Budaya Bantik, berlangsung sukses dan meriah, di Lapangan Bantik Malalayang, Selasa (5/8/2017).
Selain memperingati 68 tahun gugurnya pahlawan Nasional Wolter Mongisidi, event Manado Fiesta Fun Music turut menjadi acara puncak.
Acara tersebut diisi dengan tarian suku Bantik, serta teater perjuangan Wolter Mongisidi.
Pantauan BeritaManado.com, dalam teater tersebut banyak masyarakat turut meneteskan air mata. Termasuk Robby Mongisidi tidak bisa menahan tangis saat melihat kejadian tersebut.
“Padahal Indonesia telah merdeka pada tahun 1945. Namun tahun 1949 kakak saya tetap ditembak mati di Makassar. Saat itu usianya 24 tahun 6 bulan,” ujar Robby Mongisidi Adik dari Wolter Mongisidi dengan nada sedih.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Seni Budaya Bantik, Fitriani Mongisidi berterimakasih kepada Pemerintah Kota Manado yang sudah ingin berkaloborasi untuk turut mengambil bagian dalam perhelatan Festival.
“Sangat bermanfaat bagi kami, karena ini acara bukan hanya hiburan biasa namun ada kolaborasi antara Music jazz, dan music Bantik,” kata Fitriani Mongisidi kepada awak media
Fitria selaku keponakan Wolter Mongisidi berharap event seperti ini akan terus berjalan sampai ke generasi berikut.
“Kiranya hal bukan sampai pada generasi saat ini. Sebagai keturunan suku Bantik kami bangga kepada Wolter Mongisidi. Kepada beliaulah kami bisa mengambil contoh yang baik,” terang Fitria Mongisidi
Atraksi kabasaran terdiri dari 11 desa Bantik yang tersebar di wilayah Kota Manado, maupun di luar.
“Atraksi kabasaran hanya ingin menunjukan keseniannya bukan unsur lain. Makanya pelaksanaannya secara masal, karena aslinya satu lawan satu,” pungkasnya ( Anes Tumengkol)