Bitung – Pungutan liar (Pungli) di Pelabuhan Samudera Kota Bitung kian meresahkan. Terutama Pungli terhadap penumpang kapal dan pengunjung makin menjadi-jadi tanpa ada tindakan dari PT Pelindo IV Persero Kota Bitung.
Seperti yang dialami, Youdie Makese ketika mengantar kerabatnya, Sabtu (19/3/2016) lalu yang akan berangkat menggunakan KM Tilongkabila.
Pria asal Malalayang ini mengaku beberapa kali diminta untuk membayar biaya tanpa diberikan karcis sebagai bukti telah membayar sesuai aturan.
“Dipintu masuk saya diminta membayar dua tagihan, yakni untuk kendaraan dan pengantar. Sedangkan penumpang tak dikenakan biaya asalkan menunjukkan tiket kapal,” kata Youdie, Senin (21/3/2016).
Ketika memasuki terminal penumpang, Youdie mengaku kembali diminta untuk membayar Rp5000 karena tak memiliki tiket kapal. Atau dengan kata lain, salah satu petugas meminta membayar Rp5000 kepada tiap pengantar jika hendak masuk ke terminal penumpang.
“Anehnya, ketika saya minta karcis, petugas yang hanya menggunakan kemeja kotak-kota itu tak memberikan karcis dengan alasan itu sudah menjadi ketentuan sejak dulu,” katanya.
Lebih parahnya lagi kata, Youdie, petugas itu hanya mementingkan menagih Rp5000 dari pengantar daripada memeriksa barang-barang bawaan penumpang.
“Intinya, petugs itu hanya menagih biaya masuk tanpa menunjukkan karcis serta menjaga barang-barang bawaan penumpang,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Pungutan liar (Pungli) di Pelabuhan Samudera Kota Bitung kian meresahkan. Terutama Pungli terhadap penumpang kapal dan pengunjung makin menjadi-jadi tanpa ada tindakan dari PT Pelindo IV Persero Kota Bitung.
Seperti yang dialami, Youdie Makese ketika mengantar kerabatnya, Sabtu (19/3/2016) lalu yang akan berangkat menggunakan KM Tilongkabila.
Pria asal Malalayang ini mengaku beberapa kali diminta untuk membayar biaya tanpa diberikan karcis sebagai bukti telah membayar sesuai aturan.
“Dipintu masuk saya diminta membayar dua tagihan, yakni untuk kendaraan dan pengantar. Sedangkan penumpang tak dikenakan biaya asalkan menunjukkan tiket kapal,” kata Youdie, Senin (21/3/2016).
Ketika memasuki terminal penumpang, Youdie mengaku kembali diminta untuk membayar Rp5000 karena tak memiliki tiket kapal. Atau dengan kata lain, salah satu petugas meminta membayar Rp5000 kepada tiap pengantar jika hendak masuk ke terminal penumpang.
“Anehnya, ketika saya minta karcis, petugas yang hanya menggunakan kemeja kotak-kota itu tak memberikan karcis dengan alasan itu sudah menjadi ketentuan sejak dulu,” katanya.
Lebih parahnya lagi kata, Youdie, petugas itu hanya mementingkan menagih Rp5000 dari pengantar daripada memeriksa barang-barang bawaan penumpang.
“Intinya, petugs itu hanya menagih biaya masuk tanpa menunjukkan karcis serta menjaga barang-barang bawaan penumpang,” katanya.(abinenobm)