* Tambang Biji Besi di Pulau Bangka akan Matikan Wisata Bahari
Manado – Rencana penambangan biji besi oleh investor China di Pulau Bangka, Kabupaten Minahasa Utara dipastikan akan mematikan industri pariwisata bahari di pulau tersebut. Akan terjadi pengrusakan lingkungan daratan dan laut, bahkan salah-satu dari tiga desa yang ada di Pulau Bangka yakni desa Libas, Kahuku dan Lihunu terancan direlokasi. Aktivitas pertambangan akan mengakibatkan sedimentasi dan merusak terumbu karang.
Hal tersebut terungkap pada rapat Pansus RTRW DPRD Sulut yang dipimpin Ketua Pansus Tonny Kaunang bersama belasan pelaku wisata bahari yang tergabung dalam North Sulawesi Water Sport Assosiation di ruang rapat 1 Deprov tadi siang.
“Ada banyak contoh tambang biji besi di beberapa pulau kecil di Halmahera, Raja Ampat dan beberapa pulau lainnya. Aktivitas tambang merusak lingkungan karena dilakukan dengan menggunakan bahan peledak. Hasil bongkaran tersebut mengakibatkan sedimentasi ke laut yang hanya dalam waktu satu sampai empat bulan dapat menghancurkan terumbu karang,” ujar Angelica Batuna mewakili North Sulawesi Water Sport Assosiation.
Ditambahkannya, sebagai leading sektor pembangunan daerah ini sektor pariwisata hendaklah mendapat perhatian khusus pemerintah. Rencana penambangan biji besi di Pulau Bangka hanya akan dilakukan selama tiga tahun, namun potensi kerusakan lingkungan dan terumbu karang membutuhkan waktu pemulihan paling cepat 50 tahun.
“Sebagai salah-satu leading sektor mestinya pariwisata mendapat perhatian khusus pemerintah, bukan membiarkan sengaja dirusakkan. Bayangkan aktivitas penambangan rencana hanya tiga tahun tapi kerusakan yang terjadi nanti membutuhkan waktu paling cepat 50 tahun untuk pemulihan yang sudah pasti akan mematikan wisata diving,” tukasnya. (jerry)