Amurang—Kelangkaan pupuk jenis urea di Minsel belum berhenti sampai disini. Setelah petani hortikultura berteriak-teriak. Kini, petani padi sawah juga ikut berteriak, dimana sudah sangat sulut ditemui. Lebih parah lagi, ada kesan bahwa masalah kelangkaan pupuk urea justru Pemkab Minsel, lebih khusus instansi terkait belum ada gerakan mencari solusi.
Demikian kata, Welly Liwe, Ssos, petani asal Desa Ranoiapo Kecamatan Ranoyapo, ketika menghubungi beritamanado, Selasa (6/3) siang tadi. ‘’Kenapa, Pemkab Minsel belum bisa mendapat solusi soal kelangkaan pupuk urea. Sudah berulang-ulang kali, para petani mengangkat masalah kelangkaan pupuk urea ini. Namun demikian, sepertinya justru Pemkab Minsel ingin cuci tangan,’’ ujar Liwe.
Menurutnya, bahwa kalau pun masalah kelangkaan pupuk urea ini tak mendapat solusi. Berarti, Pemkab Minsel gagal swasembada beras tahun 2012. Ini bukti nyata, bahwa kecamatan sentra padi ada di Kecamatan Ranoyapo, Maesaan dan Tompasobaru.
‘’Tetapi, sangat mengherankan bahwa Pemkab Minsel justru belum melakukan perbaikan soal kelangkaan pupuk urea. Apakah program Gubernur Sulut dan Bupati Minsel Tetty Paruntu akan berjalan dengan baik. Sementara, instansi terkait seperti cuci tangan soal kelangkaan pupuk dimaksud,’’ jelas Liwe yang juga Hukum Tua Desa Ranoiapo tersebut.
Lebih para lagi, ketika masalah ini ditanya ke Dinas Pertanian dan Peternakan, katanya bukan tanggungjawab instansi ini. Tetapi, menjadi tanggungjawan Dinas Koperasi UKM, Pasar dan Perindag Minsel.
‘’Dengan demikian, kata Liwe apabila swasembada beras gagal. Maka, jangan salahkan pemerintah desa atau petani. Sebab, ternyata semua terjadi karena instansi terkaitlah yang tak mau cari solusi tentang kelangkaan pupuk tersebut,’’ ungkap Liwe , lelaki yang cukup vokal tersebut. (and)