BeritaManado – Sebagai penghargaan sekaligus untuk memberikan motivasi bagi insan pers untuk dapat berperan aktif memajukan dan mengkritisi melalui karya jurnalistik berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia khususnya terkait persoalan politik, Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) akan memberikan penghargaan bagi para wartawan di Indonesia, baik wartawan cetak maupun elektronik.
Menurut Wakil Sekjen PP AIPI Marhaen Roy Tumiwa, ide untuk memberikan award kepada insan pers lewat hasil karya tulis mereka tentang politik pertama kali disampaikan oleh Gubernur Sulawesi Utara Dr. S.H Sarundajang yang bertindak sebagai Ketua Umum PP AIPI waktu memimpin rapat di gedung LIPI Jakarta.
Sarundajang mengatakan bahwa pemberian AIPI Award untuk tahun 2012 ini juga memasukkan kategori pemberian award untuk pers, selain beberapa award lainnya seperti skripsi dan tesis terbaik.
“Menurut pak Sarundajang, penganugerahan ini bukanlah sekedar sebuah seremonial belaka, tetapi makna dan nilai yang termuat dari penganugerahan tersebut dapat menjadi spirit dan motivasi bagi para teman-teman pers untuk tetap konsisten sebagai mitra dalam perjuangan mewujudkan perkembangan ilmu dan penyelenggaraan praktek politik dan pemerintahan yang baik,” ujar Tumiwa.
Ia menjelaskan tentang mekanisme pemberian award tersebut, “nanti akan ada tim penilai yang akan menilai dan menetapkan pers yang patut dianugerahi penghargaan berdasarkan tulisan mereka”, jelas Tumiwa.
Sebagai organisasi asosiasi yang salah satu perannya berusaha untuk tetap konsisten dalam semangat keilmuwannya, Ketua Umum, dewan penasehat, dan seluruh pengurus PP AIPI telah berkomitmen untuk memberikan penganugerahan kepada orang-orang yang dianggap berjasa dan berjuang secara konsisten dalam mewujudkan sistem keilmuan politik yang baik, yang dilakukan melalui pengembangan ilmu politik maupun praktek penyelenggaraannya. “Termasuk penghargaan kepada teman-teman pers sebagaimana yang disampaikan oleh pak Sarundajang”, tukas pria yang dalam kesehariannya menjalankan tanggung jawab sebagai Kepala BKD Sulut.
Dalam rapat tersebut hadir pula para ilmuwan politik Indonesia seperti Prof. Dewi Fortuna, Prof. M. Ryaas Rasyid, Prof. Maswadi Rauf, Dr. Ninok Leksono, Dr. Alfitra Salam, Prof. Syamsuddin Haris, Dr. Adriana Elisabeth, Burhan Magenda, Ibrahim Ambon, Mochtar Pambonigri, Adrianof Cahyano, dan Dra. Sri Yanuarti. (*)