
Manado, BeritaManado.com — Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Evans Steven Liow, SSos, MM, menyampaikan imbauan kepada Hendra Jacob dan James Tuuk agar lebih santun dan bijak dalam menyampaikan pendapat di media sosial maupun media massa.
“Sebagai warga negara yang baik, terlebih sebagai tokoh masyarakat yang dikenal publik, sudah sepatutnya menyampaikan kritik dan pandangan dengan etika serta mengedepankan nilai-nilai kesantunan,” ujar Liow.
Ia menegaskan, terkait kebijakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengenai Koperasi Pertambangan sebagai solusi pengelolaan Wilayah Pertambangan Rakyat, hal tersebut merupakan bagian dari visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur yang telah dituangkan dalam kebijakan daerah.
Sebagai Kepala Dinas Kominfo, Liow merasa perlu menyampaikan kebijakan ini secara terbuka kepada masyarakat Sulawesi Utara.
“Tugas saya adalah menjelaskan kebijakan pemerintah kepada publik secara terbuka dan objektif. Ini merupakan bagian dari fungsi dan peran Dinas Kominfo dalam menyelenggarakan tata kelola komunikasi publik yang baik,” ujar mantan Kabag Humas Protokol Pemkab Minahasa Selatan di era Bupati Ramoy Markus Luntungan dan juga mantan Kabag Humas Biro Pemerintahan Setda Provinsi Sulut pada masa kepemimpinan Gubernur S.H. Sarundajang.
Liow menambahkan bahwa dengan diberlakukannya Peraturan Gubernur, Dinas Kominfo akan terus berkomitmen menjaga integritas komunikasi publik di Sulut agar tetap sesuai dengan aturan dan prinsip keterbukaan informasi.
“Undang-Undang Pers memberikan jaminan kebebasan pers, namun dalam menyampaikan opini di media sosial atau media massa harus tetap berlandaskan etika dan tanggung jawab. Kritik tidak boleh menjurus pada serangan pribadi atau pembunuhan karakter,” tegas Liow.
Ia juga menyampaikan bahwa dirinya memahami betul posisi strategisnya sebagai juru bicara Gubernur dan mantan Kepala Badan Kesbangpol Sulut. Namun, ia menegaskan tidak pernah menggunakan jabatan tersebut dengan semena-mena.
“Setiap kritik dan pemberitaan yang dinilai mendiskreditkan pemerintah, saya tidak langsung memberikan klarifikasi apalagi menekan insan pers untuk menghapus berita. Kita uji dan evaluasi terlebih dahulu agar tidak melanggar prinsip-prinsip keterbukaan informasi dan kemerdekaan pers,” jelasnya.
Lebih lanjut, Liow mengungkapkan bahwa upaya menjaga keseimbangan informasi ini selalu dievaluasi melalui Indeks Kemerdekaan Pers dan Indeks Demokrasi yang mendapat apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri.
Gubernur Sulut pun beberapa kali menerima penghargaan nasional dalam bidang demokrasi dan kebebasan pers.
“Ini membuktikan bahwa Pemerintah Provinsi Sulut berkomitmen pada prinsip demokrasi, keadilan, dan kesetaraan. Budaya politik serta penghormatan terhadap hak asasi manusia, termasuk dalam menyampaikan pendapat, harus kita jaga bersama,” tuturnya.
Liow juga berharap kepada James Tuuk dan Hendra Jacob untuk tidak terburu-buru dalam menilai atau menghakimi seseorang.
“Perlu diingat bahwa saya membangun karier dari bawah. Saya memiliki keluarga besar, baik di lingkungan gereja maupun masyarakat, yang turut menjaga nama baik saya. Saya dididik untuk loyal dan berdedikasi sebagai pejabat profesional. Kami bukan manusia sempurna, tapi jangan jadikan situasi ini sebagai upaya untuk merusak citra dan masa depan saya serta keluarga,” ujarnya penuh harap.
Tokoh Masyarakat Turut Angkat Bicara
Sejumlah tokoh masyarakat turut memberikan dukungan kepada Kadis Kominfo Sulut.
Tedjo Diamare menyayangkan adanya kritik berlebihan terhadap Liow yang dinilai tendensius.
“Menurut saya, kritik yang ditujukan kepada Kadis Kominfo terlalu berlebihan. Saya mengenal sosok beliau. Beliau adalah pendiri Pelayan Siswa Kristen Sulawesi Utara dan penggagas berbagai ajang pembinaan remaja seperti Pemilihan Siswa Kristen Berprestasi PELSIS, Remaja Teladan GMIM, hingga Remaja Kreatif Pantekosta dan KGPM,” ujar Tedjo.
Ventje Pinontoan juga menambahkan bahwa Steven Liow merupakan tokoh di GMIM dan pendiri Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme yang kini diadopsi oleh BNPT.
Sementara itu, Ventje Rumambi menyebut Liow sebagai salah satu kader birokrat terbaik yang pernah dimiliki Sulut.
“Beliau adalah tokoh di balik suksesnya program E-KTP di Kota Manado, serta pernikahan massal lintas agama terbesar yang pernah terjadi di Sulut dengan 1.788 pasangan di MCC Manado,” ungkap Ventje.
Ia juga menyinggung keberhasilan program “Bangga Desa” saat Liow menjabat sebagai Camat Touluaan serta kontribusinya dalam percepatan pembangunan saat menjadi Camat Tareran di era Bupati Ramoy Luntungan.
“Steven Liow adalah hasil kaderisasi birokrat terbaik Sulut. Beliau dibentuk oleh figur-figur besar seperti Novi Mewengkang, Mecky Onibala, dan Ramoy Luntungan, juga dalam kepemimpinan Gubernur Sinyo Harry Sarundajang,” pungkasnya.
Dinas Kominfo Sulawesi Utara mengajak seluruh pihak untuk membangun ekosistem informasi yang beradab, faktual, dan konstruktif demi kemajuan daerah dan keharmonisan sosial.
Semangat untuk menjaga komunikasi yang sehat, etis, dan profesional di ruang publik merupakan tanggung jawab bersama.
(RDS)