Manado, BeritaManado.com – Sebagai rumah sakit pendidikan yang memiliki peran penting dalam mencetak tenaga medis berkualitas, RSUP Prof Dr R D Kandou Manado terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat, aman, dan profesional.
Salah satu fokus utama rumah sakit ini adalah mencegah terjadinya perundungan atau bullying selama proses pendidikan berlangsung.
Komitmen ini ditegaskan dalam kegiatan Orientasi, Pendidikan, dan Pelatihan bagi peserta didik baru, yang digelar di Aula Lantai Dua Kantor Pusat Administrasi RSUP Kandou pada Senin, 10 Maret 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Satu (PPDS-1) dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado serta perawat dari berbagai rumah sakit yang mengikuti pelatihan dialisis.
Plt Direktur SDM, Pendidikan, dan Penelitian RSUP Kandou, Ns. Suwandi Luneto, SKep, MKes, dalam sambutannya mengingatkan pentingnya menjalin interaksi yang sehat selama proses pendidikan.
Menurutnya, kolaborasi dan saling menghargai menjadi kunci agar pendidikan dan pelayanan kesehatan berjalan optimal.
“Kita berharap para peserta dapat saling membantu, berbagi pengalaman, dan menjaga komunikasi yang baik. Hindari perundungan dalam bentuk apa pun,” tegas Suwandi.
Ia menekankan bahwa perundungan merupakan tindakan yang berdampak negatif dan tidak bisa ditoleransi dalam lingkungan pendidikan, terlebih di dunia kesehatan yang mengedepankan nilai-nilai etika dan profesionalisme.
Oleh karena itu, semua pihak diminta untuk memahami isu ini secara serius dan menunjukkan sikap toleransi dalam berkomunikasi, apalagi mengingat latar belakang budaya dan bahasa peserta yang beragam.
“Perbedaan itu adalah kekuatan, bukan alasan untuk mendiskriminasi. Maka, mari kita ciptakan ruang belajar yang nyaman dan saling menghormati,” tambahnya.
Guna mendukung pencegahan perundungan, RSUP Kandou telah menyediakan dua jalur pengaduan, yakni melalui sistem internal rumah sakit serta lewat kanal resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Suwandi mendorong peserta untuk tidak ragu menggunakan saluran tersebut jika mengalami atau menyaksikan praktik perundungan, baik dari senior maupun pengajar.
Adapun pelatihan yang diberikan selama orientasi meliputi Bantuan Hidup Dasar (BHD), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), hingga pelayanan prima.
Peserta PPDS-1 akan menjalani pendidikan selama empat hingga lima tahun, sementara perawat pelatihan dialisis akan menjalani pelatihan selama tiga bulan.
Suwandi berharap masa orientasi ini menjadi fondasi kuat dalam membangun semangat profesionalisme dan integritas.
“Dengan bertambahnya tenaga medis yang baru, kami optimistis RSUP Kandou bisa semakin meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” tutupnya.
Melalui kegiatan ini, RSUP Kandou Manado berharap dapat melahirkan generasi tenaga kesehatan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga menjunjung tinggi etika dan nilai kemanusiaan.
(***/jenlywenur)