Elly Lasut (tengah), Michaela Paruntu (kiri), dan Melky Pangemanan. (Ist)

Manado, BeritaManado.com – Menjelang kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), langkah politik Elly Engelbert Lasut (E2L) semakin menarik perhatian publik.

Pasalnya, bakal calon Gubernur Sulut dari Partai Demokrat ini dianggap sebagai salah satu kandidat yang sangat potensial.

Beberapa pihak bahkan mengklaim bahwa E2L adalah figur yang sangat diinginkan masyarakat atau memiliki elektabilitas yang paling tinggi dibanding calon lainnya.

Walau demikian, hal ini tak serta merta memuluskan langkah Elly Lasut.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, partai politik atau gabungan partai politik yang ingin mencalonkan kepala daerah harus memiliki setidaknya 20 persen kursi di DPRD atau memperoleh 25 persen suara dalam pemilu.

DPRD Provinsi Sulawesi Utara memiliki 45 kursi yang berarti partai atau gabungan partai harus memiliki minimal 9 kursi untuk mencalonkan kandidat.

Kekinian, E2L baru mendapatkan rekomendasi dukungan dari Partai Demokrat dengan 6 kursi, PKB dengan 1 kursi, dan PKS dengan 1 kursi.

Total 8 kursi ini masih kurang 1 kursi untuk memenuhi syarat minimal pencalonan.

Hal inilah yang kemudian membuat beragam isu terkait langkah politik Mantan Bupati Talaud menguak ke permukaan.

Teranyar, E2L diisukan bakal menggandeng Ketua DPW PSI Sulawesi Utara, Melky Jakhin Pangemanan (MJP) atau Ketua DPD II Golkar Minahasa Selatan, Michaela Elsiana Paruntu (MEP) sebagai calon Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut).

Pasalnya, dengan PSI yang memiliki 1 kursi atau Golkar yang memiliki 6 kursi maka Elly akan memenuhi syarat minimal tersebut.

Hanya saja, di sisi Partai Golkar, jika koalisi itu terwujud maka Partai Golkar kans tidak dapat menempatkan kadernya sebagai Calon Gubernur alias mengalah untuk posisi calon wakil Gubernur.

Sementara nama lain yang didorong mendampingi Elly sebagai calon Wakil Gubernur adalah Ketua DPW PSI Sulawesi Utara, Melky Jakhin Pangemanan.

Sebelumnya, MJP didukung oleh Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, untuk maju di Pilkada Minahasa Utara.

Namun, konstelasi politik itu berubah usai Yulius Selvanus Komaling ditugaskan sebagai calon Gubernur oleh Partai Gerindra dan Tatong Bara sebagai calon Wakil Gubernur.

Hal ini membuka peluang bagi MJP untuk menjadi calon Wakil Gubernur Sulawesi Utara mendampingi E2L.

Menurut Efvendi Sondakh, akademisi FISIP Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), E2L sangat membutuhkan dukungan PSI untuk melengkapi syarat minimal pencalonan.

Tak hanya itu, kata dia, Elly akan merasakan dampak proteksi politik dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terepresentasi lewat PSI, partai yang digawangi putra bungsunya, Kaesang Pangarep.

“MJP sangat mumpuni untuk mendampingi E2L. MJP dianggap sebagai representasi kaum milenial dan telah memiliki kekuatan politik sendiri, dua periode terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Sulut. Yang penting bagi E2L, MJP pasti mendapatkan dukungan Kaesang dan Pak Jokowi. E2L kemungkinan besar akan menggandeng MJP untuk mendapatkan dukungan PSI,” ujar Sondakh.

Di sisi lain, Michaela Elsiana Paruntu sebagai kader partai Gokar juga memiliki kans yang sangat potensial.

Golkar yang saat ini memiliki 6 kursi di DPRD Provinsi jelas menjadi kendaraan politik yang kuat dan dibutuhkan oleh E2L untuk bertarung di Pilkada.

Tak hanya itu, adik Ketua Golkar Sulut ini dianggap sebagai representasi perempuan dalam pertarungan Pilkada Sulut di 2024 ini.

“MEP sangat potensial juga mendampingi E2L. Catatannya Golkar siap mengalah dari Demokrat. Kekuatan mesin partai Golkar tidak perlu diragukan lagi dalam setiap kontestasi pemilu maupun Pilkada. MEP mendapatkan dukungan publik yang kuat karena dalam kontestasi Pileg kemarin berhasil terpilih sebagai anggota DPRD Sulut,” ucap jebolan Ilmu politik UNDIP Semarang.

Dalam pandangannya, baik MJP dan MEP tentu memiliki keuntungan masing-masing bagi langkah E2L menuju kursi Gubernur Sulut.

“Harapan besar masyarakat Sulawesi Utara yang tergambar dari survei-survei yang mengunggulkan E2L untuk memimpin Sulut tentu bukan harapan kosong, maka E2L harus melangkah dengan tepat agar bisa segera memperoleh tiket menuju pertarungan Pilkada,” tutupnya.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, pilihan antara MJP dan MEP sebagai calon Wakil Gubernur menjadi sangat krusial bagi E2L dalam mengamankan tiket pencalonannya sebagai Gubernur Sulawesi Utara.

(***/jenlywenur)




Bagikan: