
Jakarta, BeritaManado.com — Perhimpunan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI) meminta mitra usahanya untuk memperhatikan faktor keselamatan.
Hal itu menyusul musibah yang menimpa Rey Mbayang di Raja Ampat beberapa waktu lalu.
Rekreasi selam (diving) semakin diminati berbagai kalangan, namun ada satu hal yang tidak bisa terabaikan.
Sejumlah insiden membayangi termasuk baru-baru ini salah satu publik figur, Rey Mbayang, yang mengaku kehabisan udara saat menyelam di Raja Ampat.
Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI) pun meminta seluruh
mitra usaha meningkatkan perhatian khususnya terhadap aspek keselamatan saat melakukan diving.
Rey Mbayang, seorang selebritas dengan jutaan follower, mengalami momen yang
menegangkan ketika tabung udaranya kehabisan udara lebih cepat dari yang
diharapkan.
Insiden tersebut merupakan pengingat penting bahwa penyelaman adalah
aktivitas yang serius, menyenangkan sehingga membutuhkan persiapan matang dan pemahaman akan resiko sehingga harus mengikuti standar prosedur keselamatan.
Ketua Umum Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI) Arief Yudo
Wibowo mengatakan “SCUBA” diving adalah kegiatan rekreasi minat khusus yang membutuhkan kepatuhan terhadap standar prosedur keselamatan.
Hal itu karena implikasinya yang dapat berakibat fatal bagi pesertanya.
Hal ini menuntut operator
mengikuti pedoman penyelenggaraan wisata selam yang aman dan selamat sebagai bagian dari proses bisnisnya disisi lain pekerja dan wisatawan selam harus memiliki pemahaman menyeluruh tentang potensi risiko yang dapat terjadi.
Pengetahuan alam yang terkait dengan penyelaman dan kemahiran serta keterampilan diperoleh melalui pelatihan dan praktik.
Pelatihan harus diawasi dan dievaluasi oleh instruktur untuk memastikan bahwa peserta cukup terampil dan berpengalaman untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari secara efektif.
Keberhasilan menyelesaikan serangkaian pembelajaran dan pelatihan, ujian teori serta praktek baik di kolam dan di laut akan dievaluasi untuk mendapatkan sertifikat yang idealnya menjadi penegasan atas kompetensi dan kesiapan penyelam menerapkan dan menunjukkan hasil pendidikan dan pelatihannya.
Klarifikasi terkait istilah “Oksigen” dalam menyelam, kami ingin mengklarifikasi bahwa istilah yang tepat untuk digunakan dalam konteks menyelam adalah “udara,” bukan “oksigen.”
Udara yang digunakan dalam tabung penyelaman adalah campuran dari oksigen dan nitrogen, bukan murni oksigen.
Kesalahan istilah ini sering terjadi di kalangan penyelam pemula dan peliput berita dan penting untuk diingatkan kembali agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Komitmen terhadap keselamatan
ingin ditegaskan bahwa semua operasi penyelaman dari anggota perkumpulan usaha wisata selam Indonesia selalu mengikuti standar keselamatan yang ketat, termasuk pemeriksaan peralatan dan perlengkapan sebelum melakukan penyelaman.
Keamanan penyelam adalah prioritas utama dan menjadi komitmen untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengikuti semua prosedur keselamatan.
Dalam hal ini, Pemerintah juga telah mengeluarkan pedoman penyelenggaraan
Peraturan Menteri Pariwisata Tentang Pedoman.
Penyelenggaraan Wisata Selam Rekreasi No 7 tahun 2016 serta penguatan standar
keselamatan bagi pemandu selam di sisi pemandunya pemerintah juga menerapkan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bagi para Pemandu Selam, sehingga peristiwa yang dialami Rey Mbayang tidak terjadi lagi.
Bagi masyarakat yang ingin melakukan wisata selam terlebih dahulu harus mengikuti pelatihan sesuainstabdart internasional.
Kejadian-kejadian seperti yang dialami oleh Rey Mbayang tentunya akan dijadikan pengalaman berharga.
Pendidikan dan Pelatihan harus dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan setiap penyelam memahami risiko dan prosedur yang tepat.
Insiden tersebut juga mengingatkan kita semua untuk menghargai setiap kesempatan dan kehidupan yang dimiliki setiap saat, serta untuk dapat mengambil pelajaran dari pengalaman.
“Kami pun bersyukur bahwa situasi oleh Rey Mbayang tersebut tidak menimbulkan akibat yang lebih serius. Kami mengapresiasi beragam respon terhadap pemberitaan terkait kejadian yang dialami oleh Rey Mbayang,” ungkapnya.
Insiden tersebut juga telah menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak dan berharap hal itu dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan menyelam kedepan.
PUWSI sendiri adalah asosiasi pelaku
usaha wisata, diantaranya Dive Center, Dive Shop dan Dive operator yang
beroperasi di Indonesia.
Perkumpulan ini berdiri sejak 2015 dan saat ini menaungi 86 badan usaha wisata selam dari seluruh wilayah Indonesia terutama di sentradestinasi selam, seperti Jakarta, Bali, Labuan Bajo, Manado, Raja Ampat dan lain sebagainya.
Perkumpulan ini bertujuan meningkatkan dan mengembangkan industri wisata bahari khususnya wisata selam menjadi andalan industri wisata Indonesia
dengan meningkatkan pertisipasi pengusaha lokal dan menjamin keselamatan wisatawan.
(***/Frangki Wullur)