Jakarta, BeritaManado.com — Refleksi tentang masa depan demokrasi di Indonesia usai Pemilu 2024 ternyata membuat Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, merasa sedih.
Melansir Suara.com jaringan BeritaManado.com, kekinian menurut Paloh, banyak pihak yang tidak lagi memikirkan tentang jangka panjang kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ungkapan keprihatinannya ini disampaikan dalam Kuliah Umum bertajuk ‘Masa Depan Demokrasi Indonesia Pasca-Pemilu 2024’ di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024).
“Kesedihan yang saya harus nyatakan. Seakan-akan kita sudah tidak mampu lagi membangun impian besar dalam strategi perspektif jangka panjang,” kata Paloh.
Dalam penilaiannya, banyak orang yang mementingkan kelompoknya dibanding kepentingan rakyat umum.
Ketum Nasdem ini memandang bahwa rakyat seakan dipaksa menerima solusi jangka pendek.
“Kondisi memaksa kita seakan-akan itu merupakan suatu impian yang nihil untuk dapat kita wujudkan. Kita dipaksa pada kepentingan-kepentingan sesaat, pada kepentingan jangka pendek yang serba pragmatis,” ucap Paloh.
Selain itu, Paloh memberikan pesan khusus dalam refleksinya kepada kelompok yang hanya memikirkan Indonesia dalam kurun waktu 6 bulan ke depan.
Para elite diharapkannya perlu mengubah paradigma mengamankan kepentingan pribadi atau kelompok dan terjebak siklus pemikiran yang terfokus pada hasil singkat, melainkan lebih memikirkan bangsa jauh ke depan untuk memberikan peninggalan terbaik bagi anak cucu.
“Kalau kita sepakat itu artinya kita berhenti pada kepentingan generasi masa kini tanpa harus lagi memikirkan mereka, anak dan cucu kita, sebagai generasi pengganti yang mungkin kita harapkan jauh lebih hebat dari apa yang kita sumbangkan untuk kemajuan negeri ini,” pungkas Paloh.
(jenlywenur)