
Minut, BeritaManado.com – Pelaksanaan Auto Moto Drag Race (AMDR) yang dilaksanakan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 Kabupaten Minahasa Utara (Minut) 16-20 November 2022, berakhir dengan kemenangan juara umum drag race atas nama Garage H Limang Reload dan MC Joe, juara umum drag bike.
Sayangnya, hasil kemenangan tersebut ramai diprotes pada media sosial (Medsos) oleh salah satu tim dengan menuding tim pemenang telah melakukan kecurangan karena unsur ‘orang dalam’.
Tudingan tersebut pun langsung dibantah pihak Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sulawesi Utara selaku pelaksana teknis AMDR Minut.
Apalagi terindikasi bahwa pihak yang melakukan protes di media sosial merupakan tim yang sempat menerima diskualifikasi dari scrutenering atau tim pemeriksa kendaraan beserta perlengkapannya.
Kepada wartawan, Sekretaris Umum IMI Sulut Christiano Egam mengatakan bahwa pemenang sudah sah sesuai aturan.
“Oh iya, sudah sesuai aturan. Jelas!” tegas Egam, Minggu (20/11/2022).
Egam mengatakan, bila ada protes dari peserta atas hasil lomba, seharusnya disampaikan lewat surat protes resmi dan bukan berkoar di media sosial.
“Yang jelas kalau itu bermasalah pasti ada surat protes resmi. Kami pimpinan lomba tidak bisa memberikan jawaban apabila tidak ada protes resmi. Makanya setelah pengumuman ada pembagian hadiah, apabila ada protes kan berarti dibatalkan, ditangguhkan,” ujar Egam.
Christiano Egam justru mempertanyakan maksud dari oknum yang menyebutkan bahwa ada kecurangan dalam hasil lomba karena faktor ‘orang dalam’.
Ia juga menyebutkan bahwa orang yang tidak membuat surat resmi namun hanya membuat status di media sosial adalah pecundang.
“Kalau merasa ada masalah, kenapa tidak ajukan protes secara resmi? Ini kan pertandingan resmi bukan antar kampung. Kalau ada surat protes resmi, baru saya akan menjawab dimana titik poinnya. Nah, itu saya balik tanya, yang bilang ‘orang dalam’, itu siapa?” tanya Egam.
Egam menjelaskan duduk persoalan ini terkait pemeriksaan teknis yaitu dudukan kaki di tangki yang dipotong oleh salah satu tim yang akhirnya tim tersebut didiskualifikasi.
“Itu kan tidak boleh. Kalau MC Joe (tim pemenang) itu kan tetap ada (kaki). Walaupun dia menekan ke bawah, tapi kakinya ada. Kalau dorang (tim yang protes) itu dibabat. Justru manager mereka (tim yang protes) sudah kirimkan permintaan maaf ke saya, dianggap selesai. Lalu orang ini siapa (yang protes)?” jelas Egam.
Lebih jauh Egam menyebutkan, pada prinsipnya pertandingan itu setelah dikonfirmasi kepada sekretaris umum tidak ada surat protes resmi yang masuk.
“Memang ada sedikit persoalan terkait scrutenering tapi itu sudah diselesaikan oleh tim scrut sehingga sampai pembagian hadiah sudah tidak ada persoalan. Sekarang kalau ada masalah, kenapa tidak diselesaikan lewat organisasi? Kalau hanya di Facebook itu kan pecundang,” tambah Egam.
Ia menyebutkan, pada setiap olahraga otomotif apabila ada surat protes maka diajukan secara resmi. Dan itu telah dibahas dalam teknikal meeting.
Di sisi lain, apabila ada tim yang mau ikut lomba namun ragu dengan kondisi kendaraan, bisa mengundang tim scrut untuk mengecek apakah kendaraan tersebut sudah sesuai aturan atau tidak.
Bila tim pelaksana justru meloloskan kendaraan yang tidak layak, maka akan beresiko pada pencabutan lisensi.
Sehingga perlu ada penjelasan siapa yang dimaksud ‘orang dalam’ dalam lomba AMDR di Minut, seperti yang dituduhkan.
“Harusnya bilang, siapa orang dalam yang dimaksud. Logikanya orang dalam yang mana? Ini balapan pakai lampu, pelanggaran semua orang lihat. Lalu orang dalam yang mana yang bantu? Jangan menyebar hoax,” tutup Egam.
(Finda Muhtar)