Manado, BeritaManado.com – Kepercayaan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw, ditunaikan dengan baik oleh Steven Evans Liow, dengan menyelesaikan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 64 tahun 2022 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI).
Selasa (18/10/2022), Steven Liow dan istri telah mengikuti rangkaian penutupan PPRA 64 Tahun 2022 di aula Dwi Warna Purwa, Gedung Pancagatra Lemhannas RI, Jakarta.
Kegiatan itu dipimpin Gubernur Lemhanas RI Andi Widjajanto dengan para peserta PPRA 64 yang lulus.
Steven Liow, mengapresiasi dan berterima kasih atas tugas yang diberikan Olly Dondokambey dan Steven Kandouw.
Kata Steven, banyak momentum indah sekaligus segudang ilmu yang diperoleh selama mengikuti PPRA 64 tahun 2022 tersebut.
“Terimakasih Tuhan atas semua anugerah dan penyertan-Nya. Juga kepada pak Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw yang memberikan kesempatan hebat ini,” ujar Steven, Rabu (19/10/2022).
Steven juga menghaturkan terimakasih kepada semua ASN Pemprov Sulut yang terus mendukung dirinya bersama keluarga.
“Semoga Tuhan membalas segala kebaikkan ini,” tutur Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, Persandian dan Statistik Daerah Provinsi Sulut ini.
Sementara Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto menyampaikan Lemhannas RI fokus pada lima kajian tentang konsolidasi demokrasi, transformasi digital, ekonomi hijau, ekonomi biru dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Jadi sekarang rekan-rekan (PPRA) 64 sudah menghasilkan puluhan karya yang nanti menjadi bekal mereka ke depan, ke pengabdian selanjutnya,” kata Andi.
Lanjut Andi, para alumni PPRA 63 dan peserta PPRA 64 sudah dibekali dengan metodologi-metodologi kepemimpinan strategis terbaru dan sudah mendapat penguatan-penguatan tentang scenario building, assessment, dan mengkaji bagaimana keterkaitan antara dinamika geopolitik global dan dinamika nasional terutama dalam satu program yang disebut Olah Sismennas (Sistem Manajemen Nasional).
“Sesuai arahan Presiden, kami betul-betul fokus mengkaji satu dinamika geopolitik terkait dengan terjadinya krisis secara simultan,” tandasnya.
(Alfrits Semen)