Manado, BeritaMaando.com – Kekinian, muncul berbagai polling yang mengukur elektabilitas Calon Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) untuk Pilkada Serentak 2024.
Fenomena ini menarik perhatian berbagai kalangan.
Dalam setiap polling menempatkan Steven Kandouw sebagai juara.
Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Ferry Daud Liando ketika dimintai tanggapan mengatakan terlalu dini membuat polling tersebut.
Apalagi, kata Ferry Liando, pilkada baru akan dilaksanakan pada November 2024.
“Perkembangan politik masih sangat dinamis. Sehingga fenomena hari ini belum tentu akan sama dengan 2024 nanti. Hasil poling jauh dari absolut,” terang Ferry Liando kepada BeritaManado.com, Kamis (10/3/2021).
Menurut Ferry, pihak pelaksana polling juga perlu memberikan edukasi kepada masyarakat.
Misalnya, siapa yang membuat polling dan apa motif melakukan itu.
Ferry menegaskan, polling tidak sama dengan survei karena belum tentu hasilnya rasional.
“Tak bisa dipertanggung jawabkan secara akademis, sehingga kurang representatif,” terangnya.
Ferry menjelaskan, mekanisme polling hanya memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang menerima aplikasi.
Sementara mereka yang belum mendapatkan, tidak mungkin mengisi.
Selain itu, lanjut Ferry, tingkat penyebaran wilayah yang mengisi polling kerap tidak berimbang.
“Masyarakat di bagian pinggiran, perbatasan agau pedesaaan tidak mungkin menerima aplikasi polling. Bukan hanya itu, poling juga biasanya tidak menggunakan metodologi sebagai alat analisis,” jelasnya.
Ferry menduga, kegiatan polling merupakan konspirasi oleh pihak yang ingin mengubah konstalasi politik di daerah.
Terlebih, hubungan Guberur Olly Dondokambey dan Wakil Steven Kandouw sangat harmonis.
“Bisa saja ada yang merasa terganggu dan ingin membenturkan hubungan baik Olly – Steven,” tegasnya.
Liando menduga, ada pihak yang khawatir Steven Kandouw bakal direkomendasikan Olly Dondokambey sebagai penerus 01 Sulut.
Ia menuturkan, hasil-hasil polling seolah telah melampaui otoritas Olly Dondokambey sebagai penentu siapa calon yang akan menggantikannya kelak.
Lanjut dia, jika konspirasi ini berhasil, kemudian Olly Dondokambey merasa otoritasnya dilampaui, bisa saja kepercayaan terhadap Steven Kandouw berubah.
Ferry mengingatkan bahwa dalam dunia politik, teori konspirasi seperti ini bukan hal aneh.
Dan Jika konspirasi berjalan mulus, maka menguntungkan aktor penggagasnya.
Ia menambahkan, konspirasi sering diistilahkan perang tanpa menggunakan senjata.
“Hipotesis ini belum tentu benar. Masih perlu waktu panjang membuktikannya,” tandasnya.
(Alfrits Semen)