Sangihe, BeritaManado.com — Hingga sekarang ini pembelajaran secara daring (online) tetap sulit dilaksanakan di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Hal ini diakui Kepala SMAN 1 Marore, Alvin Ponge, SPd.
Ponge tak menampik jika dalam melakukan pembelajaran daring masih mendapatkan kesulitan dikarenakan susahnya jaringan internet, dan pada akhirnya prises pembelajaran pun harus dilakukan secara luring.
“Namun, dalam proses pembelajaran tetap menerapkan protokol kesehatan. Karena saya juga tergabung dalam Satgas COVID-19 Kecamatan Kepulauan Marore, dan masuk sebagai tim edukasi,” ujar Ponge.
Lebih lanjut sampaikannya, dalam melakukan pembelajarn luring tetap menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
“Dalam pembelajaran daring memang SMAN Marore kesulitan.
Pasalnya, jaringan tidak selalu baik, walaupun sudah ada akses WiFi sehingga teman guru sebagian besar memilih luring walaupun harus menemui siswa,”katanya.
Ponge mengatakan, untuk jumlah siswa SMAN 1 Marore semuanya ada 53 orang, tenaga guru dipengangkatan 2 ketambahan 5 orang jadi sekarang 11.
ASN 3 orang, THL 1 honor sekolah seeta 1 tata usaha THL.
Ia juga mengatakan, menerapkan pembelajaran daring dimasa COVID-19 sementara sebagian besar siswa belum memiliki ponsel pintar (Smartphone).
“Terkendala siswa tak memiliki android, kami memilih luring walaupun guru harus menemui kelompok-kelompok kecil dimana peserta didik dirumah karena keterbatasan pendukung pembelajaran daring seperti tidak semua siswa memiliki hp,” terangnya.
Selain itu sambung Ponge, sudah masalah jaringan tidk stabil, juga terkendala keterbatasan pulsa/kuota data.
“Sehingga banyak pihak yang mengharapkan pembelajaran tatap muka sudah harus dilaksanakan,” tandasnya.
(Erick Sahabat)