
Manado, BeritaManado.com — Sulawesi Utara (Sulut) secara nyata akhirnya tampil dalam acara Road to Indonesia Investment Day 2020.
Acara ini merupakan kolaborasi antara KBRI Singapura, Kantor Perwakilan Luar Negeri Bank Indonesia di Singapura dan Kantor Perwakilan BKPM di Singapura (IIPC).
Indonesia Investment Day 2020 sesuai rencana dilaksanakan selama 11 minggu, mulai Agustus hingga Oktober 2020.
Membanggakan, Sulut menjadi salah satu provinsi yang terpilih untuk mempromosikan proyek investasi potensial.
Wakil Gubernur Sulut Drs Steven OE Kandouw pun tampil dalam The 3rd Indonesia Investment Day 2020, memaparkan betapa besarnya potensi yang dimiliki Sulut dan sejumlah proyek yang siap dikerjakan.
Steven Kandouw menjelaskan, Sulut berada tepat di paling ujung utara Pulau Sulawesi, memiliki 4 kota dan 11 kabupaten.
Tiga kabupaten diantaranya merupakan Kabupaten Kepulauan, yaitu Sangihe, Sitaro dan Talaud.
Sulut juga kaya akan kekayaan alam, baik berupa pulau, hasil laut dan daratnya.
Total, Sulut memiliki 288 pulau, 59 telah berpenghuni dan 229 lainnya kosong.
“Sulut juga memiliki 12 pulau terluar, 2 pulau diantaranya berbatasan langsung dengan negara tetangga Filipina, terletak tepat di mulut pasific,” ujar Steven Kandouw, Selasa (1/9/2020).
Selain itu, dengan total area 14.544,36 Km² dan total populasi kurang lebih 2,6 juta orang, Sulut terbilang menjanjikan dari segi pasar.
Steven mengungkapkan, Sulut juga memiliki potensi utama yang bernilai ekspor yaitu perikanan, perkebunan seperti pala, cengkih, kelapa, holtikultura, pertambangan dan pariwisata.
Pada kesempatan tersebut, sebagaimana yang diikuti BeritaManado.com dari siaran langsung di akun YouTube Bank Indonesia Sulawesi Utara, Steven Kandouw secara gamblang juga menyampaikan keuntungan Sulut dari segi pelabuhan, khususnya Bitung.
Steven Kandouw menjelaskan, berdasarkan perbandingan jarak ke pelabuhan tujuan antara Pelabuhan Bitung (direct/langsung) serta melalui Tanjung Priok dan Singapura, terdapat perbedaan yang signifikan.
Pelabuhan tujuan yang dijadikan contoh adalah Los Angeles, Tokyo, Busan, Shanghai, Hongkong dan Kaohsiung.
Dengan asumsi kecepatan kapal di laut 23 knot dan domestik 10 knot, melalui Pelabuhan Bitung secara direct lebih menguntungkan dari segi waktu dan dampak lainnya.
Selain beragam potensi yang ada, dalam webinar tersebut turut dijelaskan berbagai proyek, diantaranya jembatan Bitung-Lembeh dan KEK Likupang.
Di akhir webinar, Steven Kandouw pun menyampaikan apresiasinya mewakili Gubernur Olly Dondokambey serta seluruh masyarakat Sulut atas kesempatan berharga yang diberikan oleh KBRI di Singapura dan Bank Indonesia.
“Kami berterima kasih atas kesempatan ini dan tentu kami sangat mengharapkan dukungannya bagi Sulawesi Utara,” kata Steven.
Dari Sulut sendiri, webinar tersebut turut diikuti oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat, perwakilan Sintesa Grup untuk Likupang Pakita Wijaya, Asisten Perekonomian Sulut Praseno Hadi, Kepala Dinas Pariwisata Henry Kaitjily, perwakilan Balai Jalan dan Kepala Bappeda Sulut Jenny Karouw.
(sri surya)