Trustworthy News
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Agama dan Pendidikan
  • Hukum dan Kriminalitas
No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Agama dan Pendidikan
  • Hukum dan Kriminalitas
No Result
View All Result
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan
Home Agama dan Pendidikan

Penderitaan ‘Memicu’ Kesadaran Akan ALLAH

Refleksi derita si Saleh

by rds
Kamis, 23 April 2020, 16:06 pm - Updated on Minggu, 26 April 2020, 20:22 pm
in Agama dan Pendidikan, Opini
A A
  • 201shares
Ilustrasi (net)

Ada dua jenis pengetahuan yakni, knowledge by description dan knowledge by experience. Knowledge by description adalah pengetahuan tentang sesuatu melalui bacaan atau orang lain.

Adapun Knowledge by experience yaitu adanya pengetahuan dalam hubungan langsung dengan yang riil.

Seorang dapat memiliki pengetahuan dan pengenalan tentang keberadaan Allah melalui Alkitab (knowlegde by description) juga melalui pengalaman (knowledge by experience). Pengalaman pribadi manusia (dalam hal ini personal intimacy) dengan Allah akan membentuk suatu pengetahuan atau “kesadaran” tentang Allah. Kesadaran akan Allah di dalam kehidupan manusia semakin nampak atau terlihat ketika ia diperhadapkan dengan kesulitan hidup. Manusia kembali memikirkan dan mencari Allah ketika ia mengalami penderitaan. Kesadaran ini pula yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan berbagai tindakan menjalani hidup.

Seluruh rangkaian kisah Ayub secara umum adalah kesadaran akan Allah. Gambaran ini dimunculkan dalam Ayub 1:12, mengenai divine assembly, menunjukkan cara orang memandang dan memahami Allah pada masa itu. Dimana Allah digambarkan sebagai pemimpin sidang ilahi dan ada tuduhan yang dibuat oleh si pendakwa dalam hal ini si iblis terhadap Ayub bahwa hidup takut akan Tuhan, oleh karena Ayub diberkati secara materi (Bdk.1:1-2).

Hal ini juga tergambar dari perkataan istri Ayub, ELihu, serta disputation speech (debat hikmat) para sahabat Ayub. Walaupun Elihu menyatakan bahwa penderitaan bukan mutlak tanda keberdosaan, bisa merupakan didikan Allah (pasal 32-37), namun semuanya menegaskan adanya konsep teologi yang dibangun atas dasar kesadaran mereka tentang Allah, bahwa Allah akan memberi pahala berupa kesejahteraan dan kemakmuran kepada orang-orang yang takut akan Tuhan. Itu berarti penghukuman menjadi bagian orang fasik.

Paham ini disebut retribusi, pemahaman bahwa Allah itu adil dan akan mengganjar seseorang sesuai dengan perbuatannya yaitu memberkai orang benar dan menghukum orang fasik; ketaatan mendatangkan berkat dan ketidaktaatan mendatangkan kutuk/ hukuman). Kata retribusi dalam arti sempit sama dengan balas jasa atau ganti rugi.


Bagaimana dengan Ayub sendiri?

Dari sudut didaktif naratif, prolog kisah hidupnya digambarkan dengan kekayaan dan kemakmuran, alur cerita membawa pembaca pada sebuah tragedi memilukan. Seorang yang terhormat sekaligus terhina. Seorang yang saleh dan benar namun mengalami Tuhan yang “membisu.”

Muncul dialog dengan muatan debat yang tajam orang-orang terdekatnya, saling menjatuhkan dan berakhir dengan ketaatan yang lebih tinggi sesudah mendengar jawaban Allah. Melalui persitiwa hidup ini, kesadaran dan pengenalan Ayub akan Allah justru makin meningkat dan tutur imannya, “Hanya dari orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ayub 42:5). Kesadaran (pengetahuan) Ayub tentang Allah dimulai dengan merendahkan diri (Ayub 1: 20). Memulai dengan introspeksi diri, mengenal tentang diri sendiri, tentang ketidakberdayaan dan keterbatasan sebagai manusia dihadapan Allah.

Ayub menjadi prototype mengenai pribadi yang menyikapi dan menjadikan situasi yang “tidak ideal” sebagai sarana untuk semakin mengenal tentang Allah. Krisis hidup justru mematangkan kesadarannya tentang siapa Allah dan karya-Nya,” Tetapi aku tahu: Penebusku hidup….” (Ayub 19:25a). Istilah penebus dalam Alkitab, muncul pertama kali dalam Imamat 25:26. Istilah Penebus ( Ibr.: Goel, ???????? ) adalah bagian istilah hukum keluarga bangsa Israel.

Kata ini memiliki beberapa fungsi dalam konteks keluarga Israel: Seorang Penebus membeli kekayaan yang diujal oleh kerabatnya (Imamat 25:25); Berkewajiban menebus kerabat yang harus menjadi budak karena jatuh miskin (Imamat 25:47); Berkewajiban menuntut hutang darah ketika terjadi penumpahand arah (Bil.35:17 dst.); Berhak membeli kekayaan yang statusnya sedang ada dalam bahaya karena dapat hilang oleh orang asing (Yer.32:6 dst.); Secara moral berkewajiban untuk mendukung janda dari kerabat dekatnya yang sedang membutuhkan biaya hidup melalui ladang yang dimilikinya (Rut 4:4).

Bisa disimpulkan bahwa tanggung jawab seorang Penebus ( Goel, ???????? ) adalah restorasi (pemulihan).

“Tetapi aku tahu: Penebusku hidup” (19:25a), sebuah kesadaran tentang Allah, yang muncul ketika Ayub makin terdesak atas tuduhan yang dilontarkan para sahabatnya, dan ia berupaya untuk memberi jawab atas tuduhan yang menyamakan dirinya dengan orang fasik.

Teman yang tadinya pernah menatapnya dengan wajah yang melukiskan unexhaustible simpathy (wajah yang betul-betul penuh simpati) bahkan sepenanggungan dengan penderitaanya (bdk.2:11-13), kini berupaya menjaga jarak bahkan melakukan tindakan melepaskan diri dari ikatan/hubungan yang telah dibangun selama ini. Ayub mengalami kondisi separation (pemutusan hubungan) baik dari sahabat-sahabatnya maupun keluarga. Tidak ada sanggota keluarga yang mau melakukan sesuatu yang seharusnya mereka lakukan (sebagai penebus) sehubungan dengan penderitaan yang sedang dialaminya. Ayub merasa sendiri dan tidak ada seorangpun yang mau berada dipihaknya.

Kondisi seperti inilah yang memicu Ayub kali ini menyebut dan memanggil Allah sebagai Penebus. Tahulah ia bahwa hanya Allah yang menjadi penjamin hidupnya. Allah akan menebus dia sebagai orang yang tertindas, memberikannya keadailan dan memulihkan hidupnya secara sempurna.


Penting dan perlunya membangun persahabatan dalam situasi apapun

Ayub mengajarkan betapa penting dan perlunya membangun persahabatan dalam situasi apapun, apalagi ditengah penderitaan. Sekaligus juga mengingatkan tentang bahayanya nasihat yang nampaknya sederhana dan naif tapi justru menjustifikasi atau penghiburan palsu.

Ini merupakan tragedy persahabatan yang gagal. Ditengah menghadapi Pandemi Covid-19 perlu dan teruslah membangun rasa simpati serta solidaritas bukan atas dasar persahabatan belaka, hubungan darah, atau dilatarbelakangi oleh kesamaan agama, suku dan rasa juga kesamaan pemikiran dan cara pandang. Bentuk kepedulian tidaklah tendensius, bulus, tapi tulus.

Derita mereka adalah derita kita, pilu dan ratap mereka adalah juga bagian kita. Siapakah Indonesia? Kitalah Indonesia!

Keluhan Ayub dalam ayat 7 mirip dengan Habakuk 1:2,”Berapa lama lagi Tuhan, aku berteriak, tetapi tidak Kau dengar, aku berseru kepadaMu: Penindasan! Tetapi tidak Kau tolong,” sebagai bentuk teriakan minta tolong, karena diperlakukan tidak adil. Baginya, Allah yang seringkali dipandang tidak adil (Bdk.19 : 9-12), merupakan Allah yang sama, yang kepada-Nya Ayub memohon pembenaran. Ia percaya, walaupun ada seseorang yang hidupnya diputus seperti sebatang pohon,suatu kali kelak akan ada tunas yang muncul dari tunggulnya (14:7), meskipun itu perlu waktu.


Tuhan tidak diam!

Kita bagaikan budak yang berada dan dijual dipasar budak (dosa), tetapi Kristus membeli kita dengan darah yang mahal (1 Petrus 1:19). UcapanNya di kayu salib ‘”Sudah selesai (Yoh.19:30,Yunani : tetelestai  ??????????, dari akar kata ?????, teleo: bring to an end, finish, complete, carry out, accomplish, keep), bisa mengandung banyak arti yaitu seperti tugas yang sudah dilaksanakan, pajak yang sudah dibayar, perintah yang sudah dipatuhi, janji yang sudah digenapi.

Bahwa hidupNya adalah “…untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mark.10:45). Ini telah dilaksanakan, dicapai atau digenapi Yesus, dan Ia telah bangkit menaklukan “kegelapan.” Kemenangan Yesus adalah kemenangan kita.

Keyakinan kita ditengah Pandemi Covid-19 ini adalah Yesus Penebus telah menyelamatkan kita dari dosa dan kutukan (Roma 3:24; Titus 2:14); Penyakit kita telah ditanggungnya dan oleh bilur-bilur-Nya kita sembuh (Yes.53:4,5), membebaskan kita dari ketakutan akan kematian dan tidak ada bentuk penderitaan dan kesesakan apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya (Ibr. 2:14-15; Roma 8:23,35-39), Dia memberi hidup kekal dan membenarkan kita.

Tuhan tidak diam! Penderitaan itu menjaman, artinya selalu berada dalam setiap putaran waktu dan musim serta bisa menimpa siapa saja. Kita tidak hanya sekedar: Just accept it! (terima saja) tapi dari derita muncul pengenalan yang benar.

Pengetahuan dan pengenalan yang benar tentang Allah memberi jawab atas pertanyaan kita, mengapa Tuhan sepertinya membiarkan penderitaan terjadi pada orang benar? Kadang kita berkata: ”Lord, I am not quite sure….but I’am going to trust and I’m going to obey.”

The last. Sebait sajak yang berjudul Footprints (Jejak) oleh Margaret Fishback.

”My precious child, I love you and will never leave you never, ever, during you trials and testings. When yous saw only one set of footprints It was then that I carried you”.

Salam sehat. Imanuel.

Penulis: Gbl. Fera Remli Lintong, M.Th.






  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • 201shares
Tags: ayubFera Remli Lintongkitab ayub

Berita Terkini

Jeane Laluyan Tekankan Perlunya Edukasi dari Dinas Perkebunan ke Masyarakat Petani Sulut

Terkait Koperasi Merah Putih, Begini Penjelasan Dinas Koperasi di DPRD Sulut

15 Mei 2025
Ayo Donor Darah! Setetes Darah, Ribuan Harapan Bersama itCenter Manado dan Palang Merah Indonesia

Ayo Donor Darah! Setetes Darah, Ribuan Harapan Bersama itCenter Manado dan Palang Merah Indonesia

15 Mei 2025
Bursa Calon Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Nama Jemmy Kumendong Tarik Perhatian Akademisi

Bursa Calon Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Nama Jemmy Kumendong Tarik Perhatian Akademisi

15 Mei 2025
Dua Ribu Warga Bakal Divaksin TBC Bill Gates, Indonesia Banyak Diuntungkan

Dua Ribu Warga Bakal Divaksin TBC Bill Gates, Indonesia Banyak Diuntungkan

15 Mei 2025

Lewat Gerakan #UnlockingShe untuk Pemberdayaan Perempuan, Indosat Perkuat Inklusivitas Digital 

15 Mei 2025

Erwin Kontu Minta Warga Manado Waspada Modus Penipuan Aktivasi IKD

15 Mei 2025
Gubernur Kaltara Kunjungi Sulut, Bahas Kerja Sama Strategis Sektor Perikanan dan Kelautan

Gubernur Kaltara Kunjungi Sulut, Bahas Kerja Sama Strategis Sektor Perikanan dan Kelautan

15 Mei 2025

Menu Mama Jadi Andalan Sap7a Rasa di ARYADUTA Manado, Ada Mukbang Grande Burger

15 Mei 2025

Andrei Angouw dan Manly Manado Society Bertemu Konsul Jenderal Australia, Bahas Kerja Sama Pariwisata

15 Mei 2025
  • Beranda
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Trustworthy News
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

© 2008-2025 PT. BMCOM. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan

© 2008-2025 PT. BMCOM. All rights reserved.