(ist)
Manado, BeritaManado.com – Tidak bisa di pungkiri bahwa corona virus disease 2019 (COVID-19) membawa dampak buruk bagi sektor pariwisata Sulawesi Utara (Sulut), salah satu yang bisa menjadi contoh yakni bisnis perhotelan mengalami penurunan pendapatan.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Wakil Wali Kota Manado periode 2010 – 2015, Dr. Harley Alfredo Benfica Mangindaan SE, MSM.
“Naik turunnya pendapatan sektor wisata suatu daerah tergantung dari beberapa faktor yang saling mempengaruhi yakni seperti kesiapan infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), potensi alam daerah maupun faktor lainnya seperti keamanan yang terbagi atas unsur kepercayaan dan kesehatan diri,” kata Dr Harley Mangindaan.
Lebih lanjut, Harley Mangindaan mengatakan lesuhnya sektor pariwisata daerah akhir-akhir ini akibat ditutupnya penerbangan langsung dari beberapa negara oleh pemerintah pusat dan daerah.
“Terdata kedatangan wisatawan China dalam satu minggu sebanyak delapan penerbangan, dalam satu penerbangan ada 300 seat jika dikalikan dengan delapan maka kurang lebih 2400 wisatawan bergantian masuk keluar di Bandara Sam Ratulagi, namun sekarang nol persen yang masuk ke Bandara Sam Ratulangi,” ujar Harley Mangindaan.
Dalam mengatasi hal ini, lanjut Harley Mangindaan menuturkan dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.
“Minimal untuk memicu peningkatan perhatian wisatawan domestik, bahwa Sulut pada umumnya serta Kota Manado terlebih khusus merupakan salah satu destinasi wisata Primadona,” tutur Ai Mangindaan sapaan akrab Harley Mangindaan.
Ai Mangindaan juga mengingatkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) sebagai penata kebijakan dan hubungan dangan kementerian wajib push program.
“Contohnya seperti, jika dihubungkan dengan optimalisasi sektor pariwisata maka ada beberapa hal harus di dorong, jangan samapai terjadi seperti Labuan Bajo NTT yang mengalami penurunan sekitar 40 persen akibat COVID-19,” beber Ai Mangindaan yang juga merupakan lulusan S3 (Dr) di Univsrsitas Hasanuddin (Unhas) dengan Desertasi berjudul geotourism holistic.
Sementara itu salah satu aktivis, Deon Wonggo menambahkan masalah turunnya pendapatan sektor pariwisata di bumi nyiur melambai tidak perlu banyak mengkambing hitamkan
Pemprov melulu.
“Wabah Corona ibarat momok menakutkan yang tak bisa kita prediksi sebelumnya, banyak wilayah bahkan negara-negara lain juga turut terdampak,” singkat Deon Wonggo putra bungsu Ketua Fraksi ABRI periode 1987 hingga 1982, Mendiang Letkol Johan Mas Wonggo.
(***/Rei Rumlus)