Manado – Masyarakat Sulawesi Utara patut berbangga akan dibukanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan rencana pembangunan KEK Pariwisata Likupang.
Kunjungan Presiden Jokowi awal Juli lalu membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi di Sulut.
KEK adalah program yang akan membawa pengaruh besar bagi pertumbuhan ekonomi Sulut dimana salah satu efek positif berdampak besar bagi penyerapan tenaga kerja sumber daya manusia.
Karel Nayoan, pengamat politik dan pemerintahan, mengatakan tantangan ketersediaan tenaga kerja untuk KEK, pada diskusi Komite Pemilih Indonesia (TePI), di JW Rumah Kopi Rike, Manado, (24/7/2019) sore.
“Jika KEK beroperasi, dibutuhkan kurang lebih 40 ribu tenaga kerja,” kata Karel.
Menurut Karel Nayoan, persaingan tenaga kerja mengharuskan pemerintah Sulut mampu menciptakan SDM yang siap bekerja. Jangan sampai kemampuan tenaga kerja Sulut hanya bisa jadi ‘cleaning servis’.
“Dari 40 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan itu adalah tenaga kerja minimal memiliki kemampuan ‘semi skill’ bukan ‘un skill’, itu masalah besar kita!” ujar Karel.
Karel Nayoan menambahkan, ke depan dibutuhkan pemimpin yang mampu mengangkat kualitas pendidikan di Sulawesi Utara. Di era sekarang, dengan kemajuan pariwisata, kemampuan bahasa asing menjadi salah satu tuntutan dunia lapangan kerja.
“Jika ingin menguasai dunia lapangan kerja, kita jangan kalah dengan Filipina, bahasa Inggris mereka baik,” tandas Karel.
Diketahui, diskusi publik diselenggarakan TePI dipimpin Jeirry Sumampouw ini menghadirkan para narasumber diantaranya:
1. Drs. Karel Najoan (Dosen Unima)
2. Dr. Max Rembang (Dosen Unsrat)
3. drg. Hizkia Sembel (Korwil GMKI Wil. Sulut-Go)
4. Jeane Rondonuwu (Sekretaris IWO Sulut)
5. Lois Tangel (Putri Pariwisata Indonesia 2016)
(NovaManoppo)