Manado – Dugaan pelanggaran kampanye Pemilu yang dilakukan Caleg DPR-RI Partai Nasdem, Felly Estelita Runtuwene (FER), disikapi Ketua Bawaslu Sulut, Herwyn Malonda.
Menurut Herwyn Malonda, masalah tersebut sementara ditangani oleh Bawaslu Minahasa dengan supervisi Bawaslu Sulut.
“Tadi saya supervisi kesana. Saat ini sementara dilakukan pengumpulan bahan bukti dan keterangan untuk diputuskan apakah memenuhi syarat formil dan materiil apabila dijadikan temuan pelanggaran,” jelas Malonda melalui pesan WA kepada BeritaManado.com, Selasa (29/1/2019).
Meski demikian lanjut Herwyn Malonda, hingga saat ini belum ada laporan resmi ke Bawaslu sehingga diupayakan diproses melalui pintu temuan.
“Pengawasan partisipatif dalam kasus ini, diharapkan informasi keterangan dan bukti dari para pihak yang hadir dalam pertemuan untuk disampaikan kepada kami,” tandas Malonda.
Menurut Malonda, proses penetapan jadi temuan sementara dilakukan yg didahului pemenuhan syarat formil dan materiil. Dugaan pelanggaran administrasi dilakukan dengan sistem adjudikasi quasi peradilan.
“Kalau temuan Bawaslu Minahasa (saat ini sementara dalam proses investigasi untuk keterpenuhan syarat formil materiil), sidangnya di Bawaslu provinsi. Apabila dalam waktu 7 hari sejak diketahui adanya dugaan pelanggaran, ada pelapor ke Bawaslu Minahasa atau ke Bawaslu Sulut, maka sidangnya dilakukan dimana laporan disampaikan,” pungkas Malonda.
Sebelumnya diberitakan, pembekalan mahasiawa KKN di Universitas Negeri Manado (Unima) di Tondano, Senin, 28 Januari 2019 kemarin, diduga menjadi ajang kampanye terselubung.
Pasalnya, pada kegiatan tersebut atribut Caleg diunggah di FB oleh beberapa mahasiswa yang diperoleh dari tim Felly Runtuwene yang diundang menjadi pemateri.
Anggota DPRD Sulut, Felly Estelita Runtuwene (FER), yang juga Caleg DPR-RI dari Partai Nasdem, memberikan klarifikasi terkait adanya tudingan melalui blog jurnalistik mahasiswa Unima violetspsfbs.blogspot.com yang ditujukan kepadanya.
Hal tersebut terkait kehadiran Felly Runtuwene sebagai pembawa materi dengan tema “Membangun Jiwa Kewirausahaan” kepada mahasiswa Unima Tondano 21 Januari 2018 lalu yang dianggap memanfaatkan sekaligus sarat kepentingan politik.
Melalui rilis oleh tim FER yang disampaikan kepada wartawan, tim menjelaskan kronologi kegiatan yang digagas Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unima tersebut.
1. Kedatangan Ibu Felly Estelita Runtuwene, SE di Kampus Unima Tondano atas undangan tertanggal 21 Januari dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unima untuk memberikan materi dengan topik “Membangun Jiwa Kewirausahaan” kepada mahasiswa pembekalan KKN Unima tahun 2019
2. Kapasitas ibu Felly Estelita Runtuwene, SE yang memiliki basic pengusaha sukses , sebelum terjun kedunia politik, diharapkan dapat memberikan rangsangan untuk berwirausaha kepada mahasiswa Unima yang sedikit lagi akan menyelesaikan pendidikan S-1 nya.
3. Selama hampir dua jam (14.30 – 16.30) dengan 29 slide power point, ibu Felly Runtuwene menjelaskan tentang wirausaha itu seperti apa, kiat2-kiat dan strategi dalam wirausaha hingga menceritakan pengalaman hidupnya dalam meniti karir sebagai pengusaha
4. Selama hampir dua jam menyampaikan materi, ibu Felly Runtuwene tidak pernah sekalipun membahas tentang partai politik apapun ataupun membahas tentang pilcaleg/pemilu. Dalam penyebutan pengenalan riwayat hidup sekalipun hanya disebutkan bahwa Ibu Felly Runtuwene merupakan Komando Pemenangan Wilayah dari salah satu partai politik
5. Dua orang mahasiswa yang mampu menjawab tantangan dan memberikan argumen yang tepat tentang kewirausahaan, diberikan tambahan modal usaha oleh ibu Felly Runtuwene yang diserahkan oleh Ketua Panitia pembekalan. (Dalam amplop putih polos tanpa nama ataupun logo)
6. Terkait adanya Pulpen bertuliskan FER dan Partai Nasdem yang beredar saat penyampaian materi merupakan misscom dari tim properti FER yang menganggap setiap pertemuan ibu Felly Runtuwene, pulpen diturunkan dilokasi acara, ketika diturunkan pula langsung dibagi oleh sesama peserta pembekalan kepada teman-temannyanya tanpa ada koordinasi. Pulpen tersebut sebenarnya dikhususkan kepada relawan pemenangan FER.
7. Terkait pula dengan 17 dus souvenir yang diberikan moderator kepada 17 orang penanya sebagai wujud apresiasi kepada 15 orang peserta tersebut. 17 dus souvenir yang sudah terlanjur dibagikan ternyata berisi jam dinding yang sudah bersticker FER karena kelalaian/misscom tim properti FER yang salah menurunkan souvenir padahal telah disiapkan souvenir jam dinding polos tanpa tambahan sticker.
8. Terkait adanya video yang menampilkan uang dalam isi pulpen tersebut, kami tegaskan bahwa sama sekali TIDAK BENAR (Hoax), pelaku dan penyebar video tersebut akan kami proses kepada pihak yang berwajib.
9. Tidak ada niat dari Ibu Felly Runtuwene untuk berkampanye didalam kampus, jika niat itu ada tidak mungkin hanya membagikan 17 jam dinding bersticker dari hampir dua ribuan peserta yang ada ataupun bisa saja berorasi ketika sedang membawakan materi namun hal itu tidak dilakukan. 10. Kami memohon maaf kepada panitia pembekalan dan civitas Unima atas ketidak nyamananan ini, semoga dengan adanya klarifikasi ini dapat memberikan keterangan yang sebenar-benarnya. Torang samua basudara, baku2 bae dan baku2 sayang.
(JerryPalohoon)