“Raja Laut di Amurang Species ke 287 Dunia”
AMURANG–Mr Matsamitsu Iwata (34), warga Jepang, dari Perusahaan Aquamarine Fukyshima, Tokyo Jepang, tiba di Amurang. Kedatangan Iwata
terkait ditemukannya Ikan Raja Laut atau Coelacanth di Perairan Sulawesi, Teluk Amurang depan desa Wawontulap kecamatan Tatapaan.
Kedatangan Mr Iwata diundang langsung Fakultas Perikanan Unsrat Manado melalui Prof Ir Kawilarang WA Masengi, MSc Ph.D, yang juga sebagaimana janjinya kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Minsel, Ir Arifin Kiay Demak.
‘’Mr Iwata datang, Rabu (10/08) malam dan langsung ke Amurang untuk melihat species langka di dunia yang ditemukan beberapa nelayan di desa
Wawontulap kecamatan Tatapan akhir Juli lalu. Mr Iwata akan membawa sampel ikan purba tersebut dan akan meneliti species tersebut. Karena memang, ikan purba tersebut benar ada di perairan Sulawesi khususnya di Teluk Manado dan Teluk Amurang,’’ ujar Prof Ir Kawilarang WA
Masengi, MSc Ph.D kepada sejumlah media di Dinas Kelautan dan Perikanan Minsel, tadi siang.
Menurut Masengi, Mr Iwata dan tim tahun 2010 lalu pernah datang di Manado (Sulut, red) melakukan pembuatan film tentang Coelacanth (Ikan Purba/Ikan Raja Laut di Manado, red). Mr Iwata bersama tim berhasil mengungkap adanya species tersebut di perairan Sulawesi khususnya di Manado dan Amurang. Lebih khusus ditemukan di Teluk Amurang depan desa Wawontulap, kecamatan Tatapaan akhir Juli lalu.
‘’Kedatangannya untuk pembuatan film dengan menggunakan robot yang dipasang kamera. Saat pengambilan gambar terekam ikan raja laut yang ukurannya sama dengan ikan yang ditemukan waktu lalu. Selain itu terekam ikan sejenis yang berukuran 30 cm. Diperkirakan ini adalah anak ikan raja laut yang ada di Manado tersebut,’’ ungkapnya.
Masengi menjelaskan, ketika didengar di perairan yang pernah ia lakukan
pengambilan film dokumenter tersebut ada ikan Raja Laut. Maka Unsrat Manado langsung mengundangnya. Kamis (11/08), mendatanggi Amurang dan melihat species yang kini berada di DKP Minsel. Selanjutnya Mr iwata bersama salah satu mahasiswi Tirsa Samosir, semester akhir melakukan uji dan pengukuran ikan dimaksud. Selanjutnya, jenis ikan purba ini akan diantar ke Jepang untuk diteliti selanjutnya.
‘’Saya akan membawa sampel ikan tersebut ke Jepang dan selanjutnya akan di teliti kemudian. Saya hanya mengambil potongan pori-pori kecil sebagai sampel. Ikan tersebut akan langsung diantar ke Jepang. Hasilnya juga akan dibawah ke Prancis bersamaan Kepala DKP Minsel Ir Arifin Kiay Demak bersama Kepala PPI Amurang Vecky Mewengkang akan dijadikan penginformasi ke Jepang. Siapa tahu lagi, baik pak Arifin atau Vecky akan dipanggil ke Prancis,’’ jelas Mr Iwata yang dibenarkan Prof.Ir. Kawilarang W.A. Masengi,M.SC,Ph.D, selaku Dosen Universitas Sam Ratulangi, Faculty of Fisheries dan Marine Science.
Ditambahkan Masengi lagi, bahwa di Indonesia sudah ditemukan 30 spesies ikan Raja laut. Sedangkan di seluruh dunia tercatat sebanyak 287 termasuk terakhir di temukan di Wawontulap-Minsel.
‘’Pertama di Indonesia ditemukan tanggal 30 Mei tahun 2006 di Buol Palu, Sulawesi Tengah,” ujarnya. Lanjutnya, kalau ikan yang ditemukan ini baru berumur kurang dari 10 tahun.
“Perlu diketahui nenek moyang ikan ini ada di muka bumi sejak 350 sampai 400 tahun SM. Atau keberadaan ikan ini lebih dulu hidup dibanding spesies Dinosaurus yang dikabarkan itu,” ungkap kata Masengi yang didampinggi Tirza Samosir salah satu mahasiswa semester akhir jurusan Program Pemanfaat
Sumber Daya Perikanan (PSP). Ahli robot yang digunakan mendeteksi di dasar laut ikan raja laut sama dengan yang digunakan saat pembuatan film Titanic didasar laut.
Diketahui, Ikan Raja Laut Sulawesi, depan desa Wawontulap ditemukan dengan berat 13 Kg, panjang 105 cm, lebar 27 cm. Ditemukan seorang nelayan dari Wawontulap-Tatapaan.
‘’Saat ikan yang diantar ke pasar Tumpaan, kami langsung mendapat informasi
oleh masyarakat. Dan kami langsung ke pasar Tumpaan untuk mengamankannya. Namun, kami harus membayar ikan tersebut kepada nelayan yang menangkapnya,’’ sebut Kadis Arifin Kiay Demak.
Arifin juga membenarkan bahwa salah seorang tim dari jepang yang didampinggi Prof Kawilarang dan salah satu mahasiswa Tirza Samosir, mengambil data ikan raja laut tersebut. Selanjutnya mereka (Mr Iwata-red) akan mengambil sampel dan akan mengantar sampel ke Jepang untuk
diteliti lebih lanjut. (ape)