AMURANG -Daerah Aliran Sungai (DAS) Pentu dari tahun ke tahun tak pernah dibangun bronjong. Padahal, DAS Pentu di Desa Lopana Kecamatan Amurang Timur itu semakin dangkal saja. Sayangnya, pemerintah Provinsi Sulut belum memperhatikannya. Akibatnya, beberapa anggota DPRD Minsel langsung angkat suara soal keberadaan DAS Pentu tersebut.
Wakil Ketua DPRD Minsel John RM Sumual,SE SH kepada beritamanado Kamis (4/08) pukul 14.22 Wita membenarkan bahwa DAS Pentu semakin dangkal. ‘’Maka dari itu, sebelum terjadi bencana. Maka, saya usulkan pemprov Sulut melalui Dinas PU dan instansi terkait lainnya untuk segera membuat bronjong. Sebab, apabila tidak dibangun bronjong maka merupakan ancaman terhadap warga Lopana dan sekitarnya,’’ tanya Sumual.
Sumual juga menyebut bahwa tahun 2011 ini sebetulnya Pemprov Sulut penuhi usulan diatas. Usulan diatas sudah disampaikan melalui usulan kedatangan Ketua DPD PD Sulut Vecky Lumentut belum lama ini di Amurang. Menurut Ketua DPC PD Minsel ini, bahwa DAS Pentu sangat rawan dengan bencana. ‘’Lagipula, warga Desa Lopana Dua dan Lopana bisa-bisa mengalami musiba kalau air-nya naik. Maka dari itu, Pemkab Minsel melalui Dinas PU Minsel dapat memperhatikan dengan mengusulkan ke Pemprov Sulut,’’ kata Sumual.
Senada dikatakan anggota lainnya di dapil IV Johny M Lamia, SPd bahwa benar DAS Pentu di Lopana sangat rawan. ‘’Karena, telah terjadi pengerukan pasir oleh penambang-penambang galian C. Olehnya, Dinas Pertambangan dan Energi Minsel harus cepat action dan jangan diam soal pengerukan DAS Pentu tersebut. Artinya, jangan nanti sudah terjadi musiba baru Pemkab Minsel action,’’ sebut Lamia. (ape)