
Manado – Gunung Soputan di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (Sulut) mengalami erupsi, Rabu (03/10/2018), pagi.
Informasi diperoleh dari Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Soputan menyebutkan, sekitar pukul 10.44 WITA tinggi kolom abu mencapai kurang lebih 2.000 meter di atas puncak (sekitar 3.809 meter di atas permukaan air laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 37 mm dan durasi sekitar 2 menit.
Sayangnya, ada pihak-pihak yang menyebarkan foto, video maupun informasi hoax terkait kejadian ini. Sedikitnya ada 3 foto dan 2 video hoax yang beredar di media sosial, beberapa saat usai kejadian.
Foto dan video yang beredar sontak membuat masyarakat resah, terlebih bagi yang tinggal di sekitar lokasi. Foto dan video tersebut menggambarkan situasi yang mencekam, seperti adanya lava, lahar dan letusan yang dahsyat serta adanya sejumlah orang yang dievakuasi. Hal ini bertolak belakang dengan keadaan yang sebenarnya.
Terkait foto dan video mencekam yang beredar, Kapolda Sulut, Irjen Pol Bambang Waskito melalui Kabidhumas, Kombes Pol Ibrahim Tompo menegaskan, itu hoax.
“Gunung Soputan bukan meletus tapi erupsi,” ujarnya, Rabu, siang.
Tambah Kabidhumas, letusan parah dalam foto dan video tersebut terjadi di luar negeri.
“Itu foto dan video gunung meletus di Guatemala,” terangnya.
Untuk itu, Kabidhumas mengimbau warga di sekitar Gunung Soputan agar tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaan.
“Dan kepada warga lainnya diminta tidak turut menyebarkan informasi hoax,” tandasnya.
Informasi dari Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Soputan, yang diterima Rabu pagi, lebih lanjut menerangkan bahwa status Gunung Soputan berada pada Status Level III (Siaga).
Berikut kutipan informasi tersebut:
Rekomendasi:
1) Masyarakat agar tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan dan di dalam area perluasan sektoral ke arah barat-barat daya sejauh 6,5 km dari puncak yang merupakan daerah bukaan kawah untuk menghindari potensi ancaman guguran lava maupun awan panas.
2) Masyarakat di sekitar Gunung Soputan dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
3) Masyarakat agar mewaspadai potensi ancaman aliran lahar yang dapat terjadi setelah terjadinya erupsi yaitu di mana material erupsi terbawa oleh air, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan, seperti di antaranya Sungai Ranowangko, Sungai Lawian, Sungai Popang dan Londola Kelewahu.
(***/PaulMoningka)