Manado, BeritaManado — Taman Nasional Bunaken sebagai kawasan pelestarian alam merupakan barometer wisata di Sulawesi Utara (Sulut). Sudah barang tentu, hal ini menjadikan penggerak ekonomi kreatif pada berbagai sektor atas dampak dari aktivitas wisata tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah pengunjung yang masuk kawasan Taman Nasional Bunaken, dari periode April 2016–April 2017 berjumlah 25.722 orang. Adapun periode akhir Mei 2017–April 2018 berjumlah 49.002 orang. Sehingga kondisi demikian menunjukan kecenderungan peningkatan jumlah pengunjung.
Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pengunjung serta meminimalkan dampak dari suatu aktivitas kunjungan wisata alam di Taman Nasional Bunaken, Pulau Bunaken, dilakukan upaya pemanfaatan ruang gerak perahu yang memadai dan memberikan kenyamanan pengunjung, melalui penggunaan fasilitas yang sifatnya multifungsi yaitu sebagai tambatan perahu dan dermaga untuk menurunkan penumpang (Floating Jetty).
Pada Rabu (21/6/2018), Dr. Farianna Prabandari, S.Hut, M.Si, Kepala Balai Taman Nasional Bunaken, menyampaikan bahwa Floating tersebut akan ditempatkan pada lokasi perairan dalam, jauh dari wilayah ekosistem terumbu karang dan area spot diving.
“Hal ini dimaksudkan agar menghindari kerusakan karang yang diakibatkan dari operasional floating tersebut, serta memberikan kenyamanan dan ruang gerak bagi wisatawan yang diving,” tukas Farianna Prabandari.
Ditambahkannya, untuk saat ini kami masih menguji cobakan floating tersebut selama 14 hari, terhitung mulai dari 13–26 Juni 2018, dengan asumsi rentang waktu tersebut merupakan peak season dan low season kunjungan di Taman Nasional Bunaken, sehingga kita dapat melakukan kajian terhadap kapasitas daya dukung tambatan perahu dan kapasitas daya tampung pengunjung.
“Floating Jetty ini merupakan Corporate Sosial Responsibility dari P.T Manado Maju Wisata. Dan pengawasan sarana pengelolaan floating dilakukan langsung oleh Balai Taman Nasional Bunaken,” terang Farianna Prabandari.
Dalam hal ini kita juga akan memantau ketahanan terhadap pengaruh kondisi cuaca, baik cuaca normal maupun cuaca ekstrim, selanjutnya data-data hasil pengawasan selama uji coba tersebut sebagai bahan kajian kelayakan operasional sarana floating di masa mendatang.
(***/TamuraWatung)