Tondano – Secara kasat mata, sumber sejarah Minahasa ada di depan mata, termasuk di Ibukota Tondano. Akan tetapi melihat kondisi saat ini, sepertinya sejarah yang dalam kaitannya tidak bisa lepas dari budaya itu terncam tinggal cerita atau kenangan belaka.
Vandalisme atau perbuatan oknum-oknum tertentu merusak situs dan sejarah masa lampau Minahasa sering terjadi. Hal itu tentu saja memberikan kesan bahwa kesadaran sebagian masyarakat akan pelestarian sejarah dan budaya itu sendiri masih kurang.
Pakar Sejarah Minahasa Dr Ivan RB Kaunang MHum kepada BeritaManado.com, Senin (28/8/2017) mengatakan bahwa pada saat terjadi persoalan yang menyentuh langsung sejarah itu sendiri, barulah semua sibuk mencari jejak dan sumber sejarah itu.
Salah satu contoh yaitu Lapangan Dr Sam Ratulangi yang kini namanya diubah menjadi Lapangan God Bless Minahasa. Seharusnya ingatan masyarakat atau memori kolektif lapangan tersebut harus tetap terjaga dan jangan sampai hilang oleh bangunan baru.
“Mengenai hal ini, diperlukan sikap yang seimbang antara perilaku masyarakat Minahasa dengan nama objek-objek wisata yang pada umumnya bernuansa religious. Jika demikian, baik itu sejarah maupun nilai-nilai budaya Minahasa akan terus terpelihara,” kata Kaunang.
Ditambahkannya, peran pemerintah dalam hal ini sangatlah penting, terutama dalam membuat kebijakan publik yang bersentuhan langsung dengan sendi-sendi kehidupan masyarakat, dimana didalamnya terdapat kearifan lokal sebagai sebuah tradisi yang harus tetap terjaga. (frangkiwullur)