Manado – Indonesia pernah berjaya di cabang tenis meja pada setiap penyelenggaraan pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara, SEA GAMES.
Namun akhir-akhir ini kejayaan prestasi olahraga tenis meja tersebut tinggal kenangan. Dualisme kepemimpinan Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI), ditengara sebagai penyebab prestasi tenis meja mandek.
PB PTMSI melalui Cecep Rahmat Hidayat, Ketua Bidang Pertandingan dan Perwasitan, mengatakan PB PTMSI terus fokus menggelar turnamen terbuka untuk menjaring pemain-pemain berbakat yang berprestasi ke tingkat nasional dan internasional.
“Salah-satunya open turnamen di Sulut ini, soal kepengurusan sudah diputuskan PTUN hingga Mahkamah Agung yang sah adalah PB PTMSI di bawah kepemimpinan Komjen Polisi (Purn) Drs. Oegroseno SH,” tegas Cecep Rahmat Hidayat pada konferensi pers bersama Ikatan Wartawan Online (IWO) Sulut, di sela pertandingan tenis meja bertajuk Sulawesi Utara Open Turnamen, 3-5 Agustus 2017 di Grand Kawanua City Walk, Manado.
Lanjut Cecep Rahmat Hidayat, pemilihan Manado sebagai lokasi penyelenggaraan turnamen karena Sulut akan dijadikan pusat pengembangan prestasi olahraga tenis meja di kawasan timur Indonesia.
“Indonesia timur terutama Sulawesi Utara sangat potensial, banyak bibit pemain potensial disini tinggal bagaimana kita mengeksploitasi talenta-talenta muda menjadi atlet tenis meja berprestasi tingkat nasional dan internasional,” tukas Cecep Rahmat Hidayat yang kesempatan tersebut bersama Ketua PB PTMSI bidang Kerjasama Luar Negeri, Jimmy Linandu, dan Ketua Umum PTMSI Pengprov Sulut, Ronny Linelejan. (JerryPalohoon)