
Catatan Melky Pangemanan
Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia Sulawesi Utara
Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok, kini telah menjadi tokoh yang menyedot perhatian nasional bahkan internasional. Karakter pemberani, jujur, anti korupsi dan pekerja keras menjadi ciri khas seorang Ahok. Dibalik karakternya yang tempramental, diyakini banyak juga masyarakat Jakarta lagi merindukannya saat ini.
Jakarta kini ‘sunyi’ tanpa Ahok yang suka ‘marah-marah’ dan bentak orang yang kerjanya tidak benar. Namun demikian, fakta membuktikan Ahok telah menjadi tokoh yang sangat dicintai oleh masyarakat Indonesia, bukan karena marah-marahnya akan tetapi ketegasannya. Pencapaian yang telah merubah wajah Ibukota Jakarta adalah salah satu alasannya.
Namun ternyata ada juga pihak-pihak yang tidak menyukai apa yang telah Ahok lakukan selama memimpin Jakarta. Munculnya kelompok radikal dan intoleran akhirnya berhasil menjegal Ahok untuk kembali memimpin Jakarta pada Pilkada putaran kedua. Identitas etnis Tionghoa menajdi salah satu alasan ketidaksukaan kelompok-kelompok tersebut.
Beberapa bulan terakhir ini, baik media nasional maupun lokal di Indonesia tidak pernah lepas dari pemberiaan tentang Ahok. Fenomena tersebut seakan tak akan pernah tuntas dibahas dan menjadi tontonan hangat di mata masyarakat. Popularitas Ahok nyaris menyamai sahabatnya Presiden RI Joko Widodo dan mungkin melebihi Prabowo dan SBY.
Ahok menjadi pembeda dari sebagian besar politisi-politisi di Indonesia dengan sikap jujur dan beraninya. Bahkan hal itu menjadi ancaman bagi sebagian kelompok yang memiliki kepentingan tidak sesuai dengan aturan. Hal itu ternyata membuat cukup banyak orang memusuhinya, karena berani dan tidak kompromi pada sesuatu hal yang salah.
Kekalahan dalam Pilkada DKI Jakarta merupakan bukti adanya kelompok-kelompok tertentu yang sukses memainkan isu SARA. Tidak cukup dengan hal itu, target menjebloskan Ahok ke penjara pun berhasil dengan tuduhan penistaan agama.
Pertanyaannya saat ini, apakah karir politik Ahok tamat atau malahan akan bangkit? Sesuatu yang bangkit dari keterpurukan biasanya mengandung energi yang lebih besar dari sebelumnya. Bukan tidak mungkin, Ahok akan kembali bersinar seperti namanya sendiri. Meski di dalam penjara, akan tetapi gerakan solidaritas terus mengalir.
Aksi menuntut keadilan bagi Ahok yang menjadi simbol perlawanan silent majority yang selama ini hanya mengamati, bahkan tanpa peduli dengan situasi politik tanah air. Dukungan tanpa dibayar sepeser pun menunjukkan bahwa kebenaran tidak bisa ditutupi. Ahok menjadi korban politik, akan tetapi mungkin lebih tepatnya disebut sebagai tahanan politik.
Gelombang aksi yang menuntut Ahok dipenjarakan sarat dengan muatan politis. Jika ada orang beranggapan Ahok sudah hampir tamat dalam karir politiknya karena vonis 2 tahun penjara, itu mungkin keliru. Kalimat sudah jatuh tertimpa tangga rasanya tepat buat Ahok dan mungkin inilah akhir dari drama politik yang aktornya adalah Ahok sendiri? Apakah karir politik Ahok akan tamat?
Sesungguhnya Ahok akan semakin bercahaya dan bangkit menjadi pemenang sejati. Ahok boleh kalah dalam kotestasi politik bahkan dikriminalisasi, tetapi berhasil memenangkan hati rakyat dan mampu membuat anak muda serta banyak orang bergerak membentuk barisan solidaritas di hampir seluruh pelosok negeri bahkan dunia.
Gerakan solidaritas tersebut membuat nama Ahok menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan intoleransi. Ahok membuktikan bahwa kejujuran, keikhlasan dan sikap pemberaninya jelas bernilai. Bahkan saat ini, Ahok telah menjelma dari seorang terpenjara menjadi simbol perlawanan intoleransi serta tokoh keadilan Indonesia.
Dengan demikian, Ahok mendapatkan nilai yang positif dan simpati yang luar biasa dari masyarakat. Penjara tidak akan mampu mengubur keberanian, semangat bahkan karirnya sekalipun. Penjara justeru akan menjadi tempat baginya untuk beristirahat sejenak untuk mengembalikan energi positifnya yang terkuras saat melawan ketidakadilan.
Ahok akan lebih banyak mengintrospeksi sepak terjangnya sekaligus menatap kedepan dengan segudang harapan dari anak bangsa yang berharap Ahok akan kembali mengabdi dan melayani masyarakat. Ahok akan semakin melejit dan mampu bangkit. Gusti ora sare yang artinya Tuhan bersama orang jujur dan berani. (***/frangkiwullur)