Manado – Belakangan, kabar mengenai masuknya radikalisme ke kota Manado lewat komunitas-komunitas mulai santer terdengar.
Hal tersebut dikhawatirkan dapat memunculkan keresahan di masyarakat, mengingat kerukunan dan persatuan yang selama ini terjaga dengan baik dapat terganggu, mencontohi berbagai peristiwa yang terjadi di beberapa daerah khususnya ibukota DKI Jakarta.
Paham bahwa Indonesia berdiri karena bersatunya keberagaman, kepada BeritaManado.com, Ketua Umum Benteng Steven Pep Kembuan mengatakan, Organisasi Masyarakat (Ormas) Benteng hingga saat ini tetap konsisten dengan paham kebhinekaan dan pluralisme serta berharap warga kota Manado dan Sulawesi Utara pada umumnya berada pada posisi yang sama dengan Benteng.
“Benteng menganut paham satu ciptaan sesama manusia, satu negara sesama anak bangsa. Kami pun menganut kebhinekaan dan pluralisme yang sesuai dengan profil Benteng,” ujar Steven.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Steven pun menyebut pihaknya aktif melakukan kaderisasi lewat berbagai cara agar para anggota Benteng dapat memahami dengan benar, bahwa persatuan dan kesatuan adalah hal yang patut dijaga demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami selalu mengajak anggota untuk giat dalam berbagai dialog agama dan kebangsaan, melaksanakan aksi sosial bersama, menjaga kamtibmas bersama lintas ormas agama, adat dan ormas nasionalis, serta mempelopori gerakan cinta sesama khusus pemuda kristen dan islam sebagai bentuk menjaga toleransi,” tambahnya.
Sementara itu, ketua Benteng Sulut Meikel Maringka SH mengatakan, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menjaga komunikasi antar sesama anggota serta melaksanakan pertemuan-pertemuan yang bermanfaat salah satunya ibadah Paskah yang dilaksanakan pada hari Minggu lalu.
“Kami juga membina spiritual anggota kami diantaranya lewat ibadah. Waktu lalu kami melaksanakan ibadah paskah, sebagai bentuk syukur kami sekaligus kesempatan pembinaan spiritual agar para anggota tidak mudah terpengaruh dengan paham-paham radikal sekaligus menjadi benteng bagi masyarakat khususnya dalam lingkungannya,” kata Meikel. (srisurya)