Manado – Penembakan yang diduga dilakukan oknum perwira Polri Resort Minahasa, Sektor Langowan Timur yang telah memakan korban jiwa pada (4/4/2017) yang lalu hingga saat ini terkesan ditutup-tutupi.
Tidak adanya kejelasan terkait kasus tersebut membuat situasi beberapa desa di Langowan Timur menjadi tegang dan warga masih melakukan penjagaan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk diketahui, peristiwa tewasnya salah satu warga Langowan Timur berawal dari pertikaian antar pemuda yang melibatkan dua desa, Desa Karondoran dan Sumarayar.
Berdasarkan rilis pers yang diterima BeritaManado.com dari Ormas Benteng Nusantara, Verona Kawung (22 tahun) tewas bersimbah darah setelah terdengar 3 kali tembakan, suara tembakan ketiga diduga langsung diarahkan ke korban. Meski bagian dada tertembak dan tembus nyaris dekat pinggul pemuda jangkung ini masih sempat berjalan menemui rekannya sebelum jatuh tersungkur.
Ketua Umum Benteng Nusantara, Steven Pep Kembuan mengatakan, pihaknya dan rekan-rekan ormas lainnya akan mengawal kasus ini, karena apa yang dilakukan oknum polisi tersebut merupakan tindakan kriminal yang harus di proses seadil mungkin.
“Saya dan rekan-rekan pimpinan ormas lainnya akan mengawal dan berjuang menemukan kebenaran dan mendapatkan keadilan serta akan memastikan pelaku penembakan dihukum berat. Terduga oknum polisi yang seharusnya menindak para kriminal sangat disayangkan jika justru berbuat kriminal berat seperti pembunuhan. Biarlah peristiwa ini menjadi yang terakhir di tanah Toar Lumimuut,” tegas Steven.
Lanjut Steven yang merupakan aktivis asli Langowan ini, peristiwa yang terjadi saat umat Kristen sedang mempersiapkan diri menghadapi peringatan Jumat Agung dan paskah sangat disayangkan karena di masa ini masyarakat justru membutuhkan situasi yang aman.
“Padahal masyarakat sangat butuh kepastian hukum guna menenangkan ketegangan mengingat kegiatan dalam menyambut Paskah sudah sementara dilakukan. Sampai sekarang tindakan dari pihak kepolisian masih belum jelas kepada oknum polisi yang melakukan penembakan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Benteng Langowan Pdt Rommy Pangalila menegaskan, meski sambil mendesak kepastian hukum dari pihak kepolisian, pihaknya akan terus berusaha membantu menenangkan situasi di Langowan khususnya tarkam, seperti yang sudah Benteng lakukan dibeberapa daerah di Sulawesi Utara.
“Benteng konsisten untuk mencegah dan berperan menyelesaikan tarkam di Langowan seperti yang lalu bersama aparat menyelesaikan tarkam-tarkam seperti di Tondano, Warem, Titiwungen kapal sandar, Tumumpa Maasing, salah satu caranya lewat pembinaan mental spiritual,” kata Rommy. (***/srisurya)