Direktur bidang Komunikasi Politik Sulut Political Institute, Risat Sanger.
Manado – Direktur bidang Komunikasi Politik Sulut Political Institute (SPI), Risat Sanger mengingatkan agar masyarakat Indonesia memilih pemimpin bukan karena etnis atau agamanya. Namun, Risat mengimbau agar memilih pemimpin yang disukai dan mendapat simpati rakyat, bukan antipati dari rakyat.
“Jadi, kalau si A terpilih, bukan karena etnis, bukan karena agama, tapi karena orang suka. Maka jadilah pemimpin yang tidak menimbulkan antipati dari rakyatnya, jadilah pemimpin untuk semua golongan, tidak bisa hanya jadi pemimpin untuk diri sendiri,” ujarnya kepada BeritaManado.com.
Dirinya mengakui bahwa isu tentang suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) memang kadang dimanfaatkan oleh beberapa pihak menjelang pilkada demi kepentingannya. Padahal, kata dia, masyarakat Indonesia sudah terbukti sangat toleran dan tidak mempermasalahkan SARA dalam suksesi kepemimpinan.
Dirinya menganjurkan agar masyarakat Indonesia tidak berpikir pendek dalam memilih pemimpin, khususnya melalui kontestasi pemilu atau pilkada. Jangan sampai hanya karena pilkada, toleransi dan kebinekaan dipertaruhkan.
“SPI mengimbau kepada seluruh warga Indonesia untuk menjaga persatuan dan persaudaraan serta memilih pemimpin yang amanah, beriman, dan bertakwa,” kata dia. (yusak imanuel)