Manado – Membangun butuh suasana aman dan nyaman. Tanpa suasana aman dan damai mustahil pembangunan dapat dilaksanakan.
Dikatakan ibu N.Z Tumbelaka-Ticoalu melalui Taufik Tumbelaka, pengalaman perlawanan Permesta terhadap pemerintah di Sulawesi Utara menjadi pengalaman sekaligus pelajaran betapa penting perdamaian bagi suatu daerah. Tanpa perdamaian, mustahil bisa membangun.
“Perdamaian syarat mutlak bagi suatu bangsa termasuk daerah kita provinsi Sulawesi Utara untuk bisa membangun. Pengalaman perlawanan Permesta lalu jangan terulang,” ujar Taufik Tumbelaka menirukan ucapan Ibu N.Z Ticoalu, isteri dari Gubernur Sulut pertama F.J Tumbelaka kepada BeritaManado.com, Rabu (4/1/2017).
Ibu Ticoalu mengisahkan ketika pertama kali F.J Tumbelaka menginjakkan kaki di k ota Manado ketika itu masih berstatus provinsi Sulawesi pada 5 Januari 1960 dari bandar udara Tanjung Perak Surabaya.
Kedatangan F.J Tumbelaka yang diutus khusus oleh panglima divisi Brawijaya (sekarang Pangdam Brawijaya) yang berpusat di kota Malang, Jawa Timur membawa misi khusus sangat rahasia untuk mendamaikan perseteruan Permesta dengan pemerintah Indonesia.
“Itu baru sepenggal dari catatan sejarah pentingnya perdamaian. Perdamaian yang ditandai dengan kembalinya perlawanan Permesta ke pangkuan Ibu Pertiwi merupakan tonggak sejarah cikal bakal berdirinya Provinsi Sulawesi Utara pada 23 September 1964. Sekali lagi, perdamaian adalah syarat mutlak pembangunan terlaksana,” tandas Ibu N.Z Ticoalu. (JerryPalohoon)