Airmadidi-Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Eko Putro Sandjojo BSEE MBA merasa yakin bahwa kedepan Kabupaten Minahasa Utara (Minut) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), akan menjadi motor penggerak pembangunan di wilayah Indonesia timur.
Hal itu dikatakan Eko ketika melakukan kunjungan kerja ke Minut, Kamis (27/10/2016) dan disambut langsung Bupati Anneke Panambunan dan Wakil Bupati Joppi Lengkong serta pimpinan SKPD Pemkab Minut.
“Saya lihat potensi Minahasa Utara sangat besar. Lahannya subur, warganya produktif, akses transportasi juga cukup mudah. Saran saya, satu desa punya satu produk unggulan. Misalnya menjadi desa pemasok jagung terbesar, desa wisata, desa yang fokus pada industri saja, itu akan sangat baik. Saya lihat Minut fan Sulut secara umum menjadi motor penggerak pebangunan di wilayah Indonesia timur,” kata Eko.
Dijelaskannya, dengan Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, dana desa (Dandes) dianjurkan dipakai untuk pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi desa,
“Contohnya melatih ibu-ibu untuk menjahit baju seragam agar tidak membeli baju dari luar daerah. Dandes juga sebaiknya diperuntukan untuk pembentukan badan usaha milik desa,” pesan menteri.
Ini sejalan dengan program Nawacita Presiden Joko Widodo, yang mana menyebutkan Presiden bercita-cita membangun negara dari daerah pinggiran, mulai dari desa-desa, daerah tertinggal dan pulau terluar.
“UU nomor 6 tentang desa isinya desa diberikan kewenangan bukan hanya mengelolah administrasi pemerintahan saja, tapi untuk mengelolah keuangan dan pemberdayaan masyarakat serta pemberdayaan ekonomi desa tersebut. Indonesia, negara pertama di dunia yang memberi kesempatan kepada desa untuk mengelola keuangan dan pemberdayaan ekonominya,” jelas Eko.
Pada kesempatan tersebut, menteri Eko menjelaskan alokasi dana desa setiap tahun terus bertambah, dimana tahun 2015 Presiden mengalokasikan Rp20,8 triliun dana desa, tahun 2016 dandes ditingkatkan menjadi Rp46,98 trilun, tahun 2017 pemerintah berencana akan menaikan hingga Rp60 triliun. Rp103 triliun pada tahun 2018, dan tahun 2019 mencapai Rp111 triliun.
“Dana desa dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat sehingga meningkatkan daya beli di desa-desa. Dengan begitu, desa jadi motor penggerak kota,” tutup Eko.
Bupati Minut Vonnie Panambunan dalam sambutannya menyampaikan gambaran umum mengenai Minut menuju kabupaten agribisnis, industri dan pariwisata.
Pada kesempatan tersebut, bupati turut melaporkan pagu dana desa di Minut tahun 2016 sebesar Rp76 miliar, dimana pagu dandes tahap I sebesar Rp45 Miliar (60%) yang terealisasi mencapai 99,27%, sedangkan yang belum terealisasi Rp331 juta (0,73%).
“Di Minut ada 125 desa. Desa Mapanget Kecamatan Talawaan, penerima dana desa tertinggi senilai Rp673 juta, desa penerima dana desa terendah adalah Desa Mumbune Kecamatan Likupang Barat senilak Rp583 juta. Sebagai informasi untuk dana desa tahap I sedang dalam proses di Dirjen Perimbangan Kementerian Keuangan,” kata bupati melaporkan.
Hadir dalam kunjungan tersebut Wakil Gubernur Steven Kandouw, Pemimpin BNI Wilayah Manado Afien Yuni Yahya, Anggota DPRD Minut Sarhan Antili, serta jajaran Pejabat Pemkab Minut, Camat dan Kumtua yang tersebar di 125 desa se-Minut.
Usai berdialog dengan pemerintah desa, menteri Eko Putro Sandjojo beserta rombongan, menuju desa wisata Kema III Kecamatan Kema serta meninjau pemanfaatan dana desa dan potensi desa wisata Kema III yang disambut Camat Kema Jack Paruntu, Sekretaris Kecamatan Richard Dondokambey, perangkat desa serta masyarakat Desa Kema.(findamuhtar)