Korban tanah longsor
Manado – Hujan yang menguyur sejak kemarin mengakibatkan terjadinya banjir dan longsor di beberapa kelurahan di kota Manado. Tragisnya, bencana longsor di kelurahan Batu Kota lingkungan III, kecamatan Malalayang, memakan satu korban jiwa.
Korban meninggal diketahui bernama Fredy Tengker (61 tahun). Menurut keterangan saksi mata di lapangan, Maxi yang adalah adik korban saat itu hendak membawa makanan kepada kakaknya yang sedang bekerja di kebun, namun saat tiba di lokasi, dia melihat ada longsoran tanah sementara kakaknya tidak terlihat di lokasi.
“Saya lihat ada longsoran tanah, kakak saya tidak terlihat di lokasi, sekitaran 10 menit kakak saya tidak ketemu. Jadi saya kembali ke kampung untuk memberitahukan kepada keluarga dan pemerintah setempat yang akhirnya ikut membantu mencari kakak saya,” ujar Maxi Tengker kepada BeritaManado.com, Kamis (21/1/2016).
Hampir setengah jam melakukan pencarian, akhirnya jasad korban ditemukan kurang lebih 20 meter dari lokasi tempat tinggal korban dalam posisi tertelungkup dengan sebagian kepala sampai badan tertimbun oleh tanah longsor. Jasad korban dievakuasi oleh warga dibantu personil babinsa dan langsung disemayamkan di rumah korban.
Camat Malalayang, Laurens Umboh saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut dan menghimbau kepada warga untuk lebih waspada terutama yang tinggal di lokasi-lokasi rawan bencana.
“Warga dihimbau untuk waspada, kalau bisa evakuasi sendiri atau melapor kepada pemerintah, minimal kepala lingkungan untuk ditindaklanjuti,” tambah Umboh. (srisuryapertama)
Korban tanah longsor
Manado – Hujan yang menguyur sejak kemarin mengakibatkan terjadinya banjir dan longsor di beberapa kelurahan di kota Manado. Tragisnya, bencana longsor di kelurahan Batu Kota lingkungan III, kecamatan Malalayang, memakan satu korban jiwa.
Korban meninggal diketahui bernama Fredy Tengker (61 tahun). Menurut keterangan saksi mata di lapangan, Maxi yang adalah adik korban saat itu hendak membawa makanan kepada kakaknya yang sedang bekerja di kebun, namun saat tiba di lokasi, dia melihat ada longsoran tanah sementara kakaknya tidak terlihat di lokasi.
“Saya lihat ada longsoran tanah, kakak saya tidak terlihat di lokasi, sekitaran 10 menit kakak saya tidak ketemu. Jadi saya kembali ke kampung untuk memberitahukan kepada keluarga dan pemerintah setempat yang akhirnya ikut membantu mencari kakak saya,” ujar Maxi Tengker kepada BeritaManado.com, Kamis (21/1/2016).
Hampir setengah jam melakukan pencarian, akhirnya jasad korban ditemukan kurang lebih 20 meter dari lokasi tempat tinggal korban dalam posisi tertelungkup dengan sebagian kepala sampai badan tertimbun oleh tanah longsor. Jasad korban dievakuasi oleh warga dibantu personil babinsa dan langsung disemayamkan di rumah korban.
Camat Malalayang, Laurens Umboh saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut dan menghimbau kepada warga untuk lebih waspada terutama yang tinggal di lokasi-lokasi rawan bencana.
“Warga dihimbau untuk waspada, kalau bisa evakuasi sendiri atau melapor kepada pemerintah, minimal kepala lingkungan untuk ditindaklanjuti,” tambah Umboh. (srisuryapertama)