Manado – Dalam upaya mengatasi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sulut, akibat musim kemarau yang berkepanjangan, maka Pemerintah Provinsi akan melakukan pencanangan gerakan Sumarsono Menanam (GSM).
Tak tanggung-tanggung langkah cerdas melindungi rakyat dari bencana ini, rencananya akan dicanangkan di peringatan hari Pahlawan 10 Nopember 2015 mendatang.
Hal itu disampaikan Penjabat Gubernur Sulut Dr Sumarsono MDM pada rapat koordinasi terbatas (Rakortas) upaya pengendalian kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan yang di gelar di Dinas Kehutanan Provinsi Sulut, Selasa (13/10/2015).
“Urusan kehutanan menjadi salah satu sektor prioritas karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan merupakan salah satu sumber potensi daerah,”
Kekeringan dan kebakaran hutan yang belakangan ini terjadi menjadi isu aktual yang memerlukan respon dan penanganan pemerintah daerah secara tepat, efektif dan efisien. Sehingga dalam tataran implementasinya perlu dilakukan beberapa upaya, salah satunya melalui gerakan Sulut menanam, jelas Sumarsono.
Dia menambahkan, orang yang menanam akan disebut pahlawan sekaligus sebagai kader penggerak. Gerakan Sulut menanam adalah gerakan rakyat, bukan gerakan pemerintah, karena fungsi pemerintah hanya membuat regulasi dan rakyat menjadi pelopor.
“Untuk melindungi rakyat dari bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan, maka negara harus hadir agar masyarakat merasa dilindung,” tambah Dirjen Otonomo Daerah Kemendagri ini.
Oleh karena itu Sumarsono berterima kasih sekaligus mendukung “Gerakan Sulut Menanam” sejuta pohon bagi rakyat Sulut, hal ini sejalan dengan program Presiden Jokowi yaitu revolusi mental yang harus dipahami sebagai suatu gerakan seluruh rakyat dengan cara yang tepat untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada masyarakat.
Manado – Dalam upaya mengatasi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sulut, akibat musim kemarau yang berkepanjangan, maka Pemerintah Provinsi akan melakukan pencanangan gerakan Sumarsono Menanam (GSM).
Tak tanggung-tanggung langkah cerdas melindungi rakyat dari bencana ini, rencananya akan dicanangkan di peringatan hari Pahlawan 10 Nopember 2015 mendatang.
Hal itu disampaikan Penjabat Gubernur Sulut Dr Sumarsono MDM pada rapat koordinasi terbatas (Rakortas) upaya pengendalian kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan yang di gelar di Dinas Kehutanan Provinsi Sulut, Selasa (13/10/2015).
“Urusan kehutanan menjadi salah satu sektor prioritas karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan merupakan salah satu sumber potensi daerah,”
Kekeringan dan kebakaran hutan yang belakangan ini terjadi menjadi isu aktual yang memerlukan respon dan penanganan pemerintah daerah secara tepat, efektif dan efisien. Sehingga dalam tataran implementasinya perlu dilakukan beberapa upaya, salah satunya melalui gerakan Sulut menanam, jelas Sumarsono.
Dia menambahkan, orang yang menanam akan disebut pahlawan sekaligus sebagai kader penggerak. Gerakan Sulut menanam adalah gerakan rakyat, bukan gerakan pemerintah, karena fungsi pemerintah hanya membuat regulasi dan rakyat menjadi pelopor.
“Untuk melindungi rakyat dari bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan, maka negara harus hadir agar masyarakat merasa dilindung,” tambah Dirjen Otonomo Daerah Kemendagri ini.
Oleh karena itu Sumarsono berterima kasih sekaligus mendukung “Gerakan Sulut Menanam” sejuta pohon bagi rakyat Sulut, hal ini sejalan dengan program Presiden Jokowi yaitu revolusi mental yang harus dipahami sebagai suatu gerakan seluruh rakyat dengan cara yang tepat untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada masyarakat.