Airmadidi – Lembaga Survei dan Observasi Independen berkelas nasional, Indoresearch Public Care (IPC), telah mengakhiri tahap pertama program Survei Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), “Minut Mencari Pemimpin.”
Hasil survei IPC kali ini, popularitas petahana Bupati Minut, Sompie Singal masih menempati posisi teratas. Meski demikian, figur mantan Bupati Minut Vonny Panambunan juga masih kuat.
Sompie Singal menempati urutan teratas dengan perolehan dukungan 18.2 % responden, ditempel ketat pada posisi kedua Vonny Panambunan didukung 17.9 %. Diikuti posisi ketiga Fransisca “Etha” Tuwaidan dengan dukungan 15.4 %. Keempat Yulisa Baramuli 9.6 %, disusul kelima Piet Luntungan 6.2 %, kemudian keenam Peggy Mekel 4.7 %. Selanjutnya, ketujuh Netty Pantouw 2.2 % dan di tempat kedelapan Denny Wowiling dengan dukungan 1.8 % responden.
“Kami telah melakukan survei dan observasi, selama 3 bulan sejak Maret 2015, kepada penduduk asli Minut yang rata-rata berusia 18 hingga 65 tahun. Para responden, di antaranya berprofesi Buruh, Petani, Nelayan, Pedagang Pasar, Ibu Rumah Tangga, Tukang Ojek, Sopir, Siswa/Mahasiswa, Guru dan Karyawan Swasta. Survey tahap I ini kami tutup pada Selasa (26/5/2015) sore,” demikian disampaikan Direktur Riset dan Operasional IPC, DR Afendy Nugroho, didampingi Stanly Mewengkang, Koordinator Regional Sulawesi Utara dan Charles Lengkong, Koordinator Area Kabupaten Minut dalam press rilis, Rabu (27/5/2015).
Minut terdapat 10 Kecamatan, 131 Desa/Kelurahan dengan jumlah TPS ada 400 dan 150.019 pemilih versi KPU pada Januari 2014 lalu. Karena itu, data survei IPC mengambil sampel masing-masing 10 (sepuluh) orang tiap Desa/Kelurahan se-Kabupaten Minut, dengan total 1.310 responden.
Selain menerapkan Teknik Multistage Random Sampling, IPC kata Nugroho, juga mengevaluasi secara sistematis melalui terapan check guarantee langsung di lapangan terhadap 30 persen dari semua data responden, menggunakan metode terbuka. Caranya hanya menyodorkan pertanyaan ringan yang sederhana, tanpa mencantumkan nama calon yang harus dipilih. Sehingga, sama sekali tidak mengarahkan pada calon tertentu. Dan setiap responden diberikan kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri.
“Fakta survei di lapangan memang bukanlah final tentang calon populer yang dipastikan menang pada Pilkada Minut, namun munculnya respon publik, yang baik secara kebetulan maupun tidak, terkait gerak-gerik dan aktivitas para publik figur tersebut, menjadi indikator dan parameter yang tidak menutup kemungkinan akan dijadikan referensi maupun rekomendasi parpol dalam mengusung pasangan calon di Pilkada nanti,” pungkasnya.(Finda Muhtar)