Toar Pangkey
Manado – Dari ketujuh kabupaten/kota yang menjadi ‘ajang perhelatan’ pilkada tersebut, 5 daerah yang disebutkan di awal tadi masuk dalam wilayah pelayanan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Tak bisa dipungkiri lagi warga GMIM merupakan penentu bagi calon manapun untuk meraih kemenangan dalam pilkada nanti.
Maka akan banyak cara bagi calon bupati dan wakil bupati atau calon walikota dan wakil walikota untuk memengaruhi pemilih dari kalangan GMIM termasuk pemudanya.
Ketua Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM, Penatua Toar Pangkey ST MT saat dimintai tanggapannya menuturkan organisasi yang dipimpinya sama sekali tidak berdiri memihak atau memilih calon tertentu dalam pilkada di kabupaten/kota. “Sudah jelas kami tidak mengarahkan dukungan pada salah satu calon,’ tegasnya, Kamis (21/5).
Pria yang baru saja melapas masa lajangnya ini menambahkan bahwa ia mendorong semua calon untuk maju untuk berbuat baik bagi daerah yang akan dipimpimnya jika nantinya pun terpilih sebagai bupati atau walikota. Pemuda GMIM juga akan menggumuli dalam doa agar pilkada di Sulut berjalan aman dan lancar.
“Kami akan berdoa untuk suksesnya delapan pilkada di Provinsi Sulut termasuk di dalamnya ada 5 pilkada di wilayah pelayanan GMIM. Saya mau menegaskan lagi bahwa tentang siapa pilihan dari pemuda GMIM itu dikembalikan kepada individunya atau pribadi masing-masing, jadi itu adalah dukungan perorangan bukan institusi” ucap Dosen Universitas Negeri Manado (Unima).
Di satu sisi Pemuda GMIM akan menjadi barisan terdepan dalam menolak segala bentuk politk uang dalam perhelatan pilkada. Penatua Toar berujar mereka juga mengimbau agar calon manapun jangan melakukan black campaign yang akan merugikan calon lainnya.
“Mari kita berkompetisi secara fair dan tidak menghalalkan cara-cara yang tidak baik untuk meraih kemenangan. Gereja harus menjadi gereja,” pungkasnya. (ceci)