BOLMONG – Puncak Pemilukada Bolmong akan berlangsung 22 Maret, dan dari beberapa pasangan yang bertarung ada tiga pasangan yang kelihatan akan ketat bersaing yakni, Aditya Anugerah Moha (ADM)-Norma Makalalag, Limi Mokodongan-Meydi Pandeiroth, dan Salihi Mokodompit-Yani Tuuk. Ketiga pasangan ini mampu menarik simpati warga Bolmong sedikit lebih baik dari beberapa kandidat lainnya.
Hanya menurut Dr Handry Pangemanan SH MSi, Pengamat Politik Sulut, peluang terbesar memang ada pada Aditya, karena meski Aditya bukan incumbent, tetapi dengan Marlina Moha masih mengendalikan pemerintahan, maka dia dengan mudah mengendalikan PNS melalui SKPD.
”Ini memang akan sulit dibuktikan, tapi secara psikologis ini mempengaruhi bagi PNS dan keluarganya. Apalagi sejarah Bolmong mengenal sistem kerajaan, dan oleh sebagian warga Bolmong keluarga Marlina sudah dianggap keluarga kerajaan. Saya kira image ini menguntungkan pasangan ADM-Norma,” ujarnya.
Namun menurutnya, peluang pasangan Limi-Meydi dan Salihi-Yani, bukan tidak ada. Kedua pasangan ini masing-masing mengusung calon dari agama Kristen. ”Tentu kalau mereka mampu menterjemahkan ini ke pemilih Kristen yang masih fanatik dengan simbol-simbol agama, maka ini akan menjadi keuntungan bagi keduanya, ”ujar Handry sambil menambahkan bahwa Limi juga dalam pencitraan di media bersaing dengan Aditya, sehingga dari tingkat popularitas, Meydi bisa bersaing.
Sedangkan Salihi dengan PAN, dan PDIP sebagai gerbong pengusung, tentu akan menjadi kekuatan tersendiri. Sebab fanatisme pendukung kedua partai ini di Bolmong cukup besar. (abm)