Catatan Akhir Tahun 2014
Baru separuh bulan Januari 2014 dijajaki, Minahasa sudah dihadapkan pada situasi sulit, dimana beberapa wilayahnya dilanda bencana. Di akhir tahun sederet bencana juga turut menghiasi kehidupan pemerintah dan masyarakat Minahasa.
Dua tokoh besar almarhum Boy Tangkawarour, almarhum Freddy Sualang, serta seorang PNS Disparbud Minahasa almarhumah Ivmmy Tambuwun dipanggil menghadap Sang Pencipta. Belum lagi yang terkini, tewasnya seorang bocah 6 tahun di Tondano akibat kebakaran rumah.
Pada rentan waktu 12 bulan berjalan, ada begitu banyak sekali kejadian yang menguras air mata. Sebut saja sederet angka kematian warga Minahasa yang diakibatkan dari peristiwa perkelahian yang dipicu oleh minuman keras.
Kemampuan pemerintah mengatasi persoalan kamtibmas sejauh ini baru sebatas sosialisasi. Kalaupun ada yang in action, itu hanya bisa dihitung dengan jari. Alasan klasik untuk mengaktifkan siskamling adalah keterbatasan dana yang menyebabkan kegiatan jaga malam mati di tengah jalan. Buntutnya, kasus-kasus yang mengganggu ketenteraman masih saja terjadi.
Bupati Minahasa Jantje Wowiling Sajow dan Wakil Bupati Ivan Sarundajang senantiasa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyadari bahwa semua peristiwa yang terjadi tidak seluruhnya datang secara tiba-tiba.
Masih ada kejadian yang sebenarnya bisa dicegah sebelumnya jika saja ada yang mau melakukannya. Dalam hal ini terkadang apa yang dilakukan pemimpin, tidak diikuti dengan serius oleh jajaran pada level pemerintahan di bawahnya seperti Camat, Lurah atau Hukum Tua. Sekali lagi kalau ada yang serius, itu hanya bisa dihitung dengan jari.
Diluar dari peristiwa-peristiwa tersebut, ada juga hal-hal yang membanggakan dari kinerja Pemerintah Kabupaten Minahasa.
Program-program pembangunan mulai direalisasikan di beberapa wilayah dan akan segera menyusul wilayah lainnya di tahun-tahun yang akan datang. Proyek pelebaran dan pengaspalan jalan sudah terlihat di beberapa wilayah. Bahkan, masyarakat sendiri sudah menikmatinya.
Pembangunan non fisik juga telah diupayakan pemerintah melalui jalur kerja sama dengan lembaga-lembaga keagamaan, karena langkah tersebut dinilai sangat efektif.
Minahasa juga berhasil menerobos masuk ke ruang lingkup internasional. Keberangkatan Tim Kesenian Pemkab Minahasa ke negeri Paman Sam Amerika Serikat setidaknya telah memperkenalkan potensi Minahasa ke dunia internasional.
Tentu semua yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi kemajuan daerah suatu saat kelak. Penghargaan tingkat nasional yang diraih turut melengkapi prestasi yang patutu dicatat dalam lembaran sejarah Minahasa. Semoga di tahun 2015 mendatang, semuanya bisa lebih baik lagi.
Majulah Minahasaku.
I Yayat U Santi!
(frangkiwullur)