MANADO – Musim kemarau yang berkepanjangan sehingga berbagai aktivitas masyarakat nampak agak terganggu bahkan telah memasuki titik rawan. Disana sini lahan pertanian dan perkebunan mulai mengering dikarenakan musin panas.
Selain itu juga debet air ikut turun sehingga masyarakatpun mulai kena dampaknya. Seperti halnya Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sulutenggo dikecam berbagai elemen masyarakat karena keseringan memandamkan listrik sampai memakan waktu cukup panjang. Sekalipun pihak PLN telah megumumkan jadual pemadaman, akan tetapi seringkali tidak sesuai masa pemadaman.
Dengan adanya pemadaman listrik yang dilakukan pihak PLN Suluttenggo membuat para wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut melakukan panggilan yakni herring dengan pihak PLN sebagai penangungjawab pemasokan listrik di daerah Sulut dan sekitarnya. Para ligislator Sulut James Sumendap, SH dan Benny Rhamdani meminta kepada GM PLN Suluttengo (Dadang Kurniadipoera) jika tidak penuhi akan kebutuhan listrik terhadap konsumen, akan meminta pihak PLN Pusat mencopotnya dari jabatannya.
Atas kecaman anggota DPRD Sulut melalui hearring Selasa, 15 September 2009 lalu dengan kesatria dan gentle GM PLN Suluttenggo Dadang Kurnianiadipoera mengatakan, siap mundur dari jabatannya jika permasalahan listrik di Sulut ini tidak teratasi. Karena jabatan itu dari Tuhan, saya hanya menjalankannya sesuai dengan kehendak Tuhan jualah. Sebagai manusia ciptaan Tuhan banyak kelemahannya, seringkali terjebak pada banyak tugas dan tanggung jawab yang harus dijalaninya. Namun bagi saya, daerah Sulawesi Utara ini menjadi prioritas saya dalam berkarya dalam bidang kelistrikkan di Indonesia. Jika adanya kekurangan akan pelayanan dari pihak kami (PLN Suluttenggo) mohon dimaafkan. Dan saya akan memaksimal mungkin fasilitas yang dimiliki PLN untuk memberi pelayanan kepada konsumen, ungkapnya.
Perlu diketahui oleh masyarakat, bahwa dengan musim kemarau yang panjang, berakibat turunnya debet air menurun terus, tiap hari 1 cm, air pada saat ini 211 – 210 cm dari kondisi normalnya 260. sehingga dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Tanggari/Tonsea 1 dan 2 hanya satu beroperasi peralatan pembangkit tenaga listrik. Terlebih lagi jika terjadi beban puncak pada pukul 17:00 s/d 22:00 sehingga terjadi pemadaman. Dan juga PLTA di Minahasa Selatan Sungai Poigar. Sementara Pembangkit Listrik Tenaga Diesel mengalami kerusakan membuat pemasokan listrik terjadi hambatan yang cukup signifikan, jelas pihak PLN Suluttenggo melalui Humasnya Johanis Dimpudus kepada Beritamanado diruang kerjanya. (Hetty F Oroh)