Ratahan – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) membuat warga diseluruh pelosok Minahasa Tenggara (Mitra) kesulitan memperolehnya di SPBU. Seiandainya ada, itu didapat dari para penjual enceran atau ‘pertamini’ dengan harga yang melangit, mulai dari 15 dampai 20 ribu per botol.
Lucunya, SPBU sebagai penjual resmi bahan bakar jenis premium, solar dan pertamax, justeru belakangan ini kehabisan stok. Sementara ‘pertamini’ punya stok lebih untuk selanjutnya dijual dengan harga hingga empat kali lipat dari harga normal.
Persoalan ini bukan hal baru di Minahasa Tenggara, pasalnya apabila terjadi kelangkaan BBM, sudah pasti harga jual akan melonjak signifikan. “Kondisi ini tak lepas dari ulah para petugas SPBU yang terus melayani pengisian galonan. Sehingga terjadi kelangkaan di SPBU, dan kemudian menyebabkan harga jual di pertamini melambung tinggi,” tegas Vidy Ngantung, Rabu (28/5).
Mau tidak mau lanjut dia, warga terpaksa
membeli BBM dengan harga lebih mahal ini guna memenuhi kebutuhan. “Kesulitan warga ini harus disikapi secara serius oleh Pemkab Mitra. Caranya dengan melakukan monitoring ke lapangan guna menekan penjualan BBM enceran yang kini dijual sesuka mereka (pertamini, red). Kalo perlu berikan sanksi tegas bagi mereka yang menjual dengan harga sangat tidak manusiawi itu,” tukasnya. (rulandsandag)