Manado – Warga Manado, Sulawesi Utara (Sulut), khususnya yang terkena banjir diminta tidak meminum air sumur dan air laut yang telah tercemar. Sebab, pasca bencana banjir, air tersebut sudah tercemar bakteri e-coli. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan Limbah B 3 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulut, Sonny Runtuwene.
Dia mengatakan, dari hasil penelitian pemantauan kualitas air yang dilakukan 17-19 Februari lalu, BLH bekerja sama dengan Water Laboratorium Nusantara Manado mendapati air sumur di 12 titik yang tersebar di empat kelurahan yaitu Kelurahan Ternate, Tikala Baru, Sario dan Ranotana, hasilnya, pencemaran air sangat tinggi oleh bakteri e-coli dan melebihi baku mutu 100 MPN yaitu 500 MPN-1000 MPN.
Runtuwene menambahkan, untuk air laut dari lima titik terdapat empat titik yang tercemar yaitu laut Malalayang, Bunaken, Pelabuhan dan laut sekitar Mega Mall. “Hasilnya dari baku muttu 1000 MPN/100 milliliter dengan pencemaran mencapai 1200 MPN-2400 MPN per 100 milli gram. Jika ingin dikonsumsi, air sumur harus terlebih dulu dihilangkan bakterinya,” katanya.
“Hal itu dilakukan agar tidak mempengaruhi kesehatan tubuh. Sumur juga perlu dilimas dan menambah desinfektan ke air sumur sehingga bisa ternetralisir bakteri-bakteri yang tidak harus berada di air sumur itu,” jelasnya.
Dia juga menghimbau agar masyarakat yang biasa mandi di laut agar jangan sampai terminum airnya, karena penelitian dari hasil penelitian menunjukkan, pencemaran paling banyak berasal dari kotoran hewan dan manusia. Karenanya, ia menegaskan, selain memberikan desinfektan, air sumur harus dimasak terlebih dahulu di atas 100 derajat Celsius sebelum dikonsumsi.