Bitung – Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Bitung yang menjadi zona pengembangan Minapolitian Kota Bitung menuju pelabuhan internasional terganjal berbagai permasalahan. Pasalnya hingga kini infrastruktur serta sarana dan prasarana di kompleks perikani belum bisa memenuhi standar internasional.
“Beberapa waktu lalu, konsultan asal Francis mengadakan penelitian persoalan perikanan di Kota Bitung dan menilai pelabuhan perikanan Samudera Kota Bitung belum siap untuk menjadi pintu gerbang Asia Pasifik dan International Hub Port seperti yang digaung-gaungkan saat ini,” jelas Kabid Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Bitung, Wahyu Hidayat, Kamis (27/2/2014).
Menurutnya, pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Bitung masih terbatas dana dana yang diberikan lewat APBN. Sementara slogan Kota Bitung sebagai pintu gerbang Asia Pasifik dan International Hub Port yang terpenting adalah pelabuhan perikanan.
“Tapi untuk mewujudkan Pelabuhan Perikanan Samudera menjadi pelabuhan International harus memenuhi 108 persyaratan International Organization for Standardization (ISO),” katanya.
Diantaranya kata dia, persyaratan yang sangat berhubungan erat dengan produk perikanan ekspor yaitu zona bersih meliputi tempat bongkar muat ikan, BBM, Es dan makanan. Kemudian lokasi perbengkelan dan galangan (Docking) kapal jauh terpisah dengan cold storage dan perusahaan pengolahan ikan.
“Begitu pula keberadaan kapal baik kapal penangkap, kapal penampung dan kapal lampu sebagian besar tidak memiliki septic tank pembuangan hajat. Pengelolahan hasil produksi perikanan jika tidak diatur sebaik mungkin akan berpengaruh dari mutu dan kualitas ekspor,” katanya.
Ia juga mengatakan, pemerintah Francis bersedia membantu pengembangan pelabuhan perikanan Kota Bitung dalam hal Bantuan desainer dan pembangunan.(abinenobm)
Bitung – Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Bitung yang menjadi zona pengembangan Minapolitian Kota Bitung menuju pelabuhan internasional terganjal berbagai permasalahan. Pasalnya hingga kini infrastruktur serta sarana dan prasarana di kompleks perikani belum bisa memenuhi standar internasional.
“Beberapa waktu lalu, konsultan asal Francis mengadakan penelitian persoalan perikanan di Kota Bitung dan menilai pelabuhan perikanan Samudera Kota Bitung belum siap untuk menjadi pintu gerbang Asia Pasifik dan International Hub Port seperti yang digaung-gaungkan saat ini,” jelas Kabid Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Bitung, Wahyu Hidayat, Kamis (27/2/2014).
Menurutnya, pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Bitung masih terbatas dana dana yang diberikan lewat APBN. Sementara slogan Kota Bitung sebagai pintu gerbang Asia Pasifik dan International Hub Port yang terpenting adalah pelabuhan perikanan.
“Tapi untuk mewujudkan Pelabuhan Perikanan Samudera menjadi pelabuhan International harus memenuhi 108 persyaratan International Organization for Standardization (ISO),” katanya.
Diantaranya kata dia, persyaratan yang sangat berhubungan erat dengan produk perikanan ekspor yaitu zona bersih meliputi tempat bongkar muat ikan, BBM, Es dan makanan. Kemudian lokasi perbengkelan dan galangan (Docking) kapal jauh terpisah dengan cold storage dan perusahaan pengolahan ikan.
“Begitu pula keberadaan kapal baik kapal penangkap, kapal penampung dan kapal lampu sebagian besar tidak memiliki septic tank pembuangan hajat. Pengelolahan hasil produksi perikanan jika tidak diatur sebaik mungkin akan berpengaruh dari mutu dan kualitas ekspor,” katanya.
Ia juga mengatakan, pemerintah Francis bersedia membantu pengembangan pelabuhan perikanan Kota Bitung dalam hal Bantuan desainer dan pembangunan.(abinenobm)