Manado – Meski bencana telah meluluh lantakan sebagian besar Kota Manado, ternyata terkandung makna yang positif pasca bencana dasyat itu.
Pasalnya, sebagian masyarakat menyadari dengan adanya bencana ini, lebih meningkatkan rasa persaudara dan toleransi antar umat beragama, golongan serta bermasyarakat semakin kuat.
Hal ini terlihat disejumlah rumah ibadah yang dijadikan tempat pengungsian bagi warga masyarakat yang menjadi korban banjir bandang maupun tanah longsor, tidak mengenal latar belakang agama.
Selain itu, masyarakat dari berbagai kabupaten dan kota di Sulut, turut membantu warga Kota Manado dalam upaya memulihkan kota ini dari tumpukan sampah dan lumpur.
“Ini menjadi salah satu bukti bahwa masyarakat Kota Manado tingkat solidaritas dan kerukunannya sangat tinggi. Ketika terjadi bencana, semua masyarakat dari berbagai organisasi, golongan dan kelompok berdatangan membantu membenahi kembali Kota Manado. Karena masyarakat Sulut memegang teguh falsafah torang samua basudara,” tandas Lily Binti, legislator Manado yang ikut menjadi korban bencana itu. (Leriando Kambey)