Manado – Guna mengampanyekan kesadaran untuk berserikat di Indonesia termasuk di Sulut serta mendiskusikan isu terkini terkait serikat pekerja, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado, Sabtu (7/12/2013) besok, menggelar nonton bareng film “Work Class Heroes” sekaligus membahas persoalan buruh. Kegiatan ini akan digelar di Hotel Gran Central Manado mulai pukul 14.00 – 17.00 Wita.
“Salah satu kampanye AJI adalah bagaimana upah layak bagi kaum buruh, termasuk buruh pers. Kegiatan noreng dan diskusi ini untuk terus mengkampanyekan perjuangan hak-hak kaum buruh,” ujar Ketua AJI Manado, Yoseph E Ikanubun didampingi Sekretaris, Ishak Kusrant dan Koordinator Divisi Serikat Pekerja, Donny Turang.
Dijelaskan Ikanubun, pemutaran film akan dilanjutkan dengan diskusi yang mengundang narasumber dan peserta dari kalangan jurnalis, organisasi buruh lokal, pemerintah, maupun pengusaha. “Proses diskusi ini untuk mendorong kalangan jurnalis dalam membuat liputan terkait kegiatan dan filmnya. Sedangkan bagi aktivis buruh adalah bagaimana mempelajari pola gerakan dan perjuangan kaum buruh di daerah, bahkan negara lain. Untuk bisa mengkonsolidasikan diri di daerah ini, agar buruh mempunyai daya tawar yang kuat,” papar dia.
Ditambahkan, untuk narasumber menghadirkan aktivis organisasi buruh, dan pengusaha serta pemerintah. Sedikit terkait film itu, ungkap Ikanubun, film dokumenter ini produksi Huub Ruijgrok dan Arno van Beest dari World Report bekerja sama dengan FNV Mondiaal, menampilkan perjuangan pekerja di Indonesia dan kolumbia meraih haknya. Pemimpin serikat buruh maupun pekerja yang menjadi anggota serikat pekerja menyadari bahwa kondisi yang buruk bagi pekerja hanya dapat berubah jika ada upaya penyadaran hak pekerja, dan karena itu maka mereka menjadi target tekanan dan menghadapi berbagai risiko.
“Film secara objektif juga menampilkan pihak pengusaha sehingga informasinya berimbang. Film berdurasi 60 menit ini menggunakan bahasa Belanda, Indonesia, Inggris dan Spanyol dengan subtitle bahasa Indonesia. Film telah ditayangkan pertama kali di Balie, Amsterdam pada 16 Mei 2013 di hadapan Dutch Minister for Trade and Development, dan ditayangkan di ILO Cinema Geneva tanggal 11 Juni 2013,” papar Ikanubun. (Agust Hari)