Manado – Rencana pemerintah pusat akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di negeri ini tampaknya tidak akan berpengaruh signifikan bagi Daerah Kepulauan yang ada di Provinsi Sulawesi Utara.
Betapa tidak, walaupun harga BBM jenis premium bersubsidi dan solar mencapai harga Rp 4500 saat ini, tetapi di daerah kepulauan seperti Sangihe dan Talaud yang 3 hingga 4 kali lipat dari harga tersebut belum menjadi masalah berarti terlebih khusus bagi para nelayan.
Hanya saja, walaupun dengan harga yang terbilang cukup tinggi tetapi para nelayan di daerah itu mengeluhkan keterbatasan persediaan BBM terlebih khusus untuk nelayan.
Hal itu diakui Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara melalui Sekretaris, Ir Siswa Rachmad Mokodongan yang beralasan karena sulitnya menemukan investor untuk menanamkan modalnya di bidang perminyakan dan gas untuk pendistribusian dan penjualan.
Untuk itu dia menyampaikan bahwa pemprov sendiri telah membuka peluang bagi investor guna menanamkan modalnya dibidang tersebut untuk daerah-daerah kepulauan.
“Kita membuka peluang investasi dibidang penyediaan dan distribusi bahan bakar minyak dan gas LPG (3kg) terlebih khusus di Daerah Kepulauan dan daerah terpencil,” ujar mantan Kepala Dinas Kehutanan Sulut ini. (jrp)