Manado-Tahun ini Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Manado bisa mengukir segudang prestasi. Sayang prestasi dimaksud bermakna negatif.
Pejabat berwenang Diknas belum mampu mengikis habis pungutan liar (Pungli) yang dilakukan jajaran mereka. Sejumlah guru atau pimpinan sekolah mengaku pernah dipalak ketika melakukan pengurusan sesuatu di Diknas.
Ambil contoh pada laporan pertanggungjawaban rehab sekolah, yang harusnya merupakan domain pihak sekolah. Namun oleh beberapa staf Diknas Manado, laporan dijadikan lahan bisnis. Pembuatan laporan diambil alih oleh staf, namun dengan bayaran tertentu yang cukup memberatkan.
Bahayanya bila keinginan staf Diknas tidak diakomodir pimpinan sekolah, maka dana rahab tahap selanjutnya bakal sulit terkucur karena proses penerimaan laporan diduga sengaja diperlamban.
Masih ada lagi prestasi unik lainnya seputar dana rehab sekolah yang terkucur akhir tahun, realisasinya agak terlambat. Pihak sekolah selaku pelaksana proyek jelas ketar-ketir. Mereka ketakutan karena proyek bisa saja jatuh tempo dan pihak sekolah juga yang kena imbas.
Belum tahu pasti, apakah Walikota Manado Vicky Lumentut mengetahui “prestasi” yang dilakukan salah satu SKPD-nya. (alf)