Manado – Rencana pembangunan taman religi di areal eks kampung Texas, pusat kota Manado mendapat penolakan Gerakan Pemuda Ansor. Ketua GP Ansor Sulut Benny Rhamdani menilai lokasi pembangunan tersebut tidak representatif, serta akan menghilangkan nilai history tempat ibadah yakni sebuah Mesjid yang dibangun sejak tahun 1960.
“Pada dasarnya pemuda Ansor sangat mendukung pembangunan taman religi, namun lokasi eks kampung Texas itu tidak representatif. Kemudian pembangunan juga tidak harus dilakukan melalui penggusuran tempat ibadah yang berdiri sejak tahun 1960, bahkan memiliki banyak jamaah,” tukas Rhamdani, Rabu (30/5).
Alasan pengembang akan membongkar bangunan mesjid kemudian akan diganti dengan bangunan mesjid yang baru dengan ukuran lebih kecil yang sama ukurannya dengan bangunan rumah ibadah lainnya, menurut Rhamdani akan menghilangkan aspek fungsional Mesjid tersebut.
“Karena Mesjid ini sudah ada jamaahnya, bahkan pada hari raya tertentu tak mampu menampung jumlah jamaah yang banyak, sementara bangunan rumah ibadah lainnya hanya bersifat replika yang tidak ada jamaahnya. Jadi itu tidak tepat,” tambahnya.
Hal lainnya adalah faktor luas areal kaitannya dengan situasi lalulintas di sekitar taman religi tersebut yang banyak bangunan pertokoan. “Nah, kalau dibangun disitu, luas area tidak memenuhi syarat. Warga yang datang harus parkir kendaraan dimana? Di sekitar taman itu sudah penuh bangunan pertokoan,” tukas anggota komisi 4 DPRD Sulut ini sambil mengusulkan kawasan ringroad adalah lokasi yang paling tepat untuk pembangunan taman religi. (jerry)